MILENOMIC

5 Tips Mengatur Keuangan Keluarga Muda, Cara Kelola Uang agar Bebas Utang

Kurnia Nadya 04/06/2025 15:39 WIB

Pasangan suami istri harus cermat mengatur dan merencanakan keuangan bersama untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.

5 Tips Mengatur Keuangan Keluarga Muda, Cara Kelola Uang agar Bebas Utang. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Simak tips mengatur keuangan untuk keluarga muda. Pasangan suami istri harus cermat mengatur dan merencanakan keuangan bersama untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. 

Selain kebutuhan sehari-hari, ada banyak kebutuhan yang harus direncanakan sejak dini. Antara lain dana pendidikan untuk anak hingga lulus kuliah, dana pembelian rumah jika belum memiliki rumah pertama, dan dana pensiun. 

Tanpa perencanaan keuangan yang matang, penghasilan yang diterima tidak akan teralokasi dengan tepat dan berpotensi habis sia-sia untuk pengeluaran yang tidak terlalu penting. 

Pasangan suami istri juga lazim menghadapi masalah-masalah keuangan karena kesalahan money management. Salah satu dampak negatif yang sering terjadi adalah ketiadaan dana darurat dan ketiadaan kesiapan dana untuk pendidikan anak. 

Melansir HSBC Indonesia dan sumber lainnya (5/6/2025), berikut ini adalah tips mengatur  keuangan untuk keluarga muda. 

5 Tips Mengatur Keuangan untuk Keluarga Muda 

1. Terbuka dengan Pasangan 

Pasangan suami istri harus terbuka untuk mengetahui kondisi keuangan masing-masing. Salah satu masalah yang kerap terjadi dalam rumah tangga adalah salah satu pasangan yang tidak terbuka dan membuat keputusan sendiri tanpa diskusi berdua. 

Dampak negatif yang terjadi bisa memengaruhi kesejahteraan pasangan lain dan anak-anaknya di kemudian hari. Untuk itulah, penting bagi pasangan suami istri untuk duduk bersama, saling terbuka, dan membuat perencanaan keuangan bersama. 

2. Buat Budget Pengeluaran 

Membuat budget pengeluaran adalah aspek penting dalam money management bagi semua orang, baik orang yang belum menikah ataupun sudah menikah. Dengan membuat budgeting, Anda bisa memperkirakan pengeluaran tetap untuk hidup layak selama sebulan. 

Ketika sudah menikah, apalagi jika sudah memiliki anak, maka pengeluaran bulanan tentu akan lebih tinggi. Pasangan suami istri yang belum punya rumah umumnya tidak menyewa kamar kos, melainkan rumah kontrakan yang notabene biaya sewanya lebih tinggi. 

Catatlah semua pengeluaran tetap selama satu bulan. Misalnya tagihan listrik, PDAM, iuran lingkungan, uang sewa/pajak IMB, bensin, internet, belanja bulanan, belanja bahan makanan bulanan, dan sebagainya. 

Dari situ Anda akan mengetahui berapa total uang yang harus disiapkan untuk dikeluarkan tiap bulan dan berapa sisa yang dapat ditabung. 

3. Pisahkan Rekening Bersama dan Tabungan 

Prinsip ini berlaku juga untuk individu yang belum menikah. Bedakan rekening tabungan dan rekening yang digunakan untuk membayar transaksi sehari-hari, sehingga pengeluaran harian tidak mengganggu tabungan Anda. 

4. Tabungan Dana Darurat dan Tabungan Lain 

Penting bagi keluarga untuk memiliki dana darurat. Dana darurat ini dapat mengantisipasi kejadian tidak terduga seperti PHK, kecelakaan, kendaraan rusak, renovasi rumah pada bagian-bagian tertentu, sakit keras, dan sebagainya. 

Bagi pasangan yang sudah menikah, dana darurat yang mesti disiapkan lebih banyak dibanding orang yang belum menikah. Jumlahnya bisa dihitung satu bulan gaji dikali 6-12 bulan. 

Jumlah 6-12 bulan itu mengacu pada risiko PHK yang mungkin terjadi suatu saat. Dengan memiliki dana darurat sebanyak 6-12 bulan gaji, keluarga Anda dapat bertahan hidup selama enam bulan hingga 1 tahun sampai Anda mendapatkan kerja lagi. 

Dana darurat dapat menjadi safety net ketika risiko terburuk terjadi, dan memungkinkan pasangan untuk terhindari dari utang dengan bunga tinggi. 

Setelah selesai menabung dana darurat, pasangan dapat membuat target tabungan baru. Misalnya tabungan untuk kebutuhan anak jika tengah berencana memiliki anak, tabungan pendidikan anak, tabungan beli rumah, atau tabungan pensiun bersama. 

5. Pertimbangkan Investasi 

Pertimbangkan untuk berinvestasi pada instrumen-instrumen minim risiko seperti deposito atau Surat Berharga Negara. Dengan menempatkan dana darurat atau dana tabungan lain ke SBN, keluarga berpeluang untuk memiliki aset produktif yang menghasilkan return. 

SBN Obligasi FR memungkinkan Anda untuk menyimpan dana dalam jangka panjang (hingga 10-30 tahun), dari situ Anda akan mendapatkan return berupa kupon (bunga) yang akan dibayarkan pemerintah dua kali dalam setahun. 

Semakin besar nilai obligasi yang Anda miliki, semakin besar kupon yang Anda terima, dan saat jatuh tempo akumulasi keuntungan yang Anda terima juga lebih besar. 

Itulah beberapa tips mengatur keuangan untuk keluarga muda. 


(Nadya Kurnia)

SHARE