MILENOMIC

6 Cara Agar Uang Bekerja untuk Kita, Tips Beli Aset Produktif untuk Passive Income

Kurnia Nadya 03/09/2024 17:56 WIB

‘Uang bekerja untuk kita’ adalah sebuah konsep keuangan yang populer, berkebalikan dengan konsep umum yang berlaku, yakni ‘kita bekerja untuk uang.’

6 Cara Agar Uang Bekerja untuk Kita, Tips Beli Aset Produktif untuk Passive Income. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Bagaimana cara uang bekerja untuk kita? ‘Uang bekerja untuk kita’ adalah sebuah konsep keuangan yang populer, berkebalikan dengan konsep umum yang berlaku, yakni ‘kita bekerja untuk uang.’ 

‘Kita bekerja untuk uang’ berarti individu bekerja secara aktif untuk mencari uang. Pekerjaan yang dilakukan masyarakat dalam kesehariannya adalah ‘kita bekerja untuk uang’, uang hanya akan datang selama individu bekerja. 

Pola pikir utama yang saat ini dianut oleh sebagian besar masyarakat adalah kita bekerja agar mendapatkan uang dari gaji. Namun sebagian lagi mulai berupaya untuk menerapkan konsep ‘uang bekerja untuk kita’ melalui investasi

Konsep ini merujuk pada passive income atau penghasilan pasif, yang didapat individu melalui investasi. Seperti diketahui, investasi memungkinkan seseorang untuk mendapatkan keuntungan tanpa pekerjaan aktif yang notabene menghasilkan gaji.  

Investasi dilakukan dengan menanamkan modal pada instrumen investasi pilihan. Terdapat beberapa instrumen investasi di Indonesia, yakni saham, reksa dana, obligasi, logam mulia, properti, dan sebagainya. 

Instrumen investasi ini bergerak dari segi harga. Sehingga investor akan mendapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual), namun ada pula instrumen yang memberikan keuntungan dari dividen, yakni saham. 

Dengan menempatkan uang pada instrumen investasi ini, investor mendapatkan keuntungan tanpa bekerja. Dari sinilah konsep ‘uang bekerja untuk kita’ muncul. Uang tersebut dijadikan modal untuk membeli aset produktif

Aset produktif adalah aset-aset yang dapat mendatangkan uang bila digunakan. Beberapa instrumen investasi yang telah disebutkan di atas, adalah contoh aset produktif yang umum dimiliki masyarakat yang melek finansial. 

Sebagai contoh, dengan minimal berinvestasi di logam mulia, dalam kurun 1-3 tahun modal yang dikeluarkan untuk membeli emas tersebut akan bertambah nilainya karena harga logam mulia cenderung naik dari tahun ke tahun. 

Demikian pula jika investor membeli reksa dana, saham, obligasi, bahkan properti. Namun dari seluruh instrumen investasi yang tersedia, logam mulia dan saham adalah dua aset produktif yang likuiditasnya paling tinggi, alias paling mudah dicairkan (dijual kembali). 

Nah, bagaimana cara agar uang bekerja untuk kita? Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dimulai untuk menghimpun aset-aset produktif. 

Cara agar Uang Bekerja untuk Kita

1. Mengubah Pola Pikir

Salah satu yang harus dipersiapkan adalah pola pikir. Sebab tidak semua orang siap berinvestasi. Sebelum mulai membeli aset produktif, Anda harus memahami mengapa Anda perlu memiliki aset produktif agar tidak mudah goyah pendirian di kemudian hari. 

Seringkali orang yang nekat terjun berinvestasi tanpa persiapan mental, di tengah perjalanan goyah karena tidak siap melihat kerugian mengambang (floating loss) atau tergiur dengan kenaikan harga aset dan ingin buru-buru menjual. 

2. Menyiapkan Dana Darurat 

Dana darurat adalah elemen penting dalam berinvestasi. Dana ini berguna sebagai safety net ketika terjadi hal-hal di luar dugaan yang sekiranya dapat menganggu stabilitas finansial. Misalnya, PHK dan anggota keluarga ada yang sakit keras. 

Dana darurat perlu disiapkan dengan nominal yang cukup untuk menghidupi kebutuhan bulanan selama beberapa periode. Pakar keuangan seringkali menganjurkan agar dana darurat dipersiapkan setara gaji. Misalnya, dana darurat sejumlah enam kali gaji. 

3. Budgeting Ketat 

Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun penganggaran alokasi pengeluaran bulanan dan konsisten mengikuti budgeting yang sudah dibuat, sehingga Anda tidak mengeluarkan uang untuk kebutuhan-kebutuhan di luar penganggaran. 

4. Bebas Utang 

Langkah berikutnya adalah membebaskan diri dari utang-utang yang tidak perlu. Selain untuk kebutuhan mendesak, sebisa mungkin hindari penggunaan kartu kredit dan jangan mengajukan pinjaman tunai di aplikasi fintech lending. Lunasi juga utang berjalan Anda.

Semakin banyak utang bertebar di banyak lembaga keuangan, semakin lama Anda dapat mulai menabung dan menyisihkan uang untuk membeli aset produktif. Manfaatkan fasilitas kredit dari bank—baik paylater maupun kartu kredit—untuk kebutuhan primer saja. 

5. Pilih Instrumen Investasi Sesuai Profil Risiko 

Setelah dana darurat aman dan Anda mulai mampu menyisihkan uang untuk berinvestasi. Pilihlah instrumen yang paling sesuai dengan profil risiko. Profil risiko adalah tingkatan kesanggupan atau toleransi Anda menerima risiko rugi. 

Jika Anda tidak mampu menolerir kerugian terlalu besar, sebaiknya pilihlah instrumen investasi dengan risiko konservatif. Misalnya reksa dana pendapatan tetap atau logam mulia, atau deposito perbankan. 

Jika Anda mampu menolerir kerugian besar, berarti Anda memiliki profil risiko agresif. Anda dapat memilih instrumen yang cocok untuk profil risiko agresif, misalnya investasi saham dan reksa dana saham. 

Kesesuaian profil risiko dengan instrumen investasi yang Anda beli menentukan bagaimana Anda mengambil keputusan kelak. Seringkali investor dengan profil risiko konservatif nekat membeli saham dengan risiko tinggi. 

Kemudian saat rugi dia terpengaruh secara psikologis dan keesokannya dia kapok berinvestasi saham lagi. Padahal sejak awal dia sudah salah memilih saham untuk diinvestasikan. 

6. Diversifikasi Portofolio 

Setelah mulai berinvestasi, secara bertahap lakukanlah diversifikasi portofolio investasi. Konsep diversifikasi ini mirip dengan prinsip ‘Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang’, tujuannya adalah untuk mitigasi risiko. 

Sehingga ketika satu instrumen mencatatkan rugi, Anda masih mencatatkan keuntungan pada instrumen investasi lainnya. Sehingga secara rata-rata portofolio investasi Anda menunjukkan warna hijau. 

Diversifikasi portofolio ini penting untuk dilakukan. Sebab jika portofolio investasi Anda rata-rata rugi atau merah, artinya dari total modal yang Anda keluarkan hasilnya adalah rugi. Sebaliknya, jika portofolio Anda hijau, berarti rata-rata modal yang Anda keluarkan menghasilkan keuntungan. 

Itulah beberapa cara agar uang bekerja untuk kita. 


(Nadya Kurnia)

SHARE