MILENOMIC

Alih-Alih Bersaing, Butik Daur Ulang Project B Indonesia Pilih Rangkul Kompetitor

Dhera Arizona 18/03/2023 16:35 WIB

Semakin hari bisnis daur ulang sampah semakin ramai peminat. Butik Daur Ulang yang didirikan oleh Project B Indonesia mengalami peningkatan pesaing.

Alih-Alih Bersaing, Butik Daur Ulang Project B Indonesia Pilih Rangkul Kompetitor. (Foto Tangkapan Layar YouTube Project B Indonesia)

IDXChannel - Semakin hari bisnis yang dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah semakin ramai peminat. Hal ini mengakibatkan Butik Daur Ulang yang didirikan oleh Project B Indonesia mengalami peningkatan pesaing.

Akhir-akhir ini, terutama sejak pemerintah mulai menyuarakan pentingnya daur ulang sampah melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Project B Indonesia mulai menyadari adanya peningkatan jumlah kompetitor dalam bisnis daur ulang sampah. Ditambah dengan masyarakat awam yang mulai memahami konsep daur ulang dan sadar betapa pentingnya hal tersebut. 

Namun, persaingan bukanlah hambatan bagi Project B Indonesia. Sebab, sejak awal berdiri tujuan utamanya adalah berfokus pada pengolahan sampah plastik masyarakat, sehingga memberikan dampak positif pada lingkungan.

Justru Project B Indonesia berusaha melakukan kolaborasi dengan para kompetitor. Diharapkan, kolaborasi yang dilakukan mampu memperbesar jumlah sampah yang dikelola dan semakin banyak lingkungan yang terselamatkan.

“Kita menganggap kompetitor ini sebagai inspirasi kita. Makin kesini kita menganggap bukan lagi kompetisi tapi saatnya kita kolaborasi,” kata Hijrah Purnama Putra selaku Founder Butik Daur Ulang Project B Indonesia dalam siaran langsung Instagram bersama IDX Channel pada Rabu (15/3/2023).

Kolaborasi ini dipilih sebab lebih memberikan banyak manfaat dalam pelestarian lingkungan. Sesuai dengan tujuan utamanya, semakin banyak sampah yang dikelola maka akan semakin banyak lingkungan yang terselamatkan.

“Walaupun tidak semuanya memproduksi barang yang sama seperti yang kami produksi, tapi sebagian kecil ikut memproduksi," jelas dianggap

"Saat kita menganggap mereka sebagai kompetitor, kan kita saling saing-saingan. Maka, kita kembali kembali keniat awal usaha kita yang berbicara tentang lingkungan, artinya saat sampah banyak dimanfaatkan maka semakin banyak lingkungan yang akan terselamatkan," ungkap Hijrah. 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Project B Indonesia, pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat saat ini semakin berkembang dan meningkat pesat. Di Yogyakarta saja, tercatat kurang lebih ada 1.000 lokasi yang melakukan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. Tingkatannya pun beragam, mulai dari RT, RW, hingga PKK.

Upaya kolaborasi yang dilakukan oleh Project B Indonesia adalah melakukan kerja sama dengan mereka yang juga menggeluti bisnis daur ulang. Mereka mengelola produksi, kemudian pemeriksaan kualitas produksi dan pemasaran dilakukan oleh Project B Indonesia. 

“Kolaborasi juga menghasilkan lebih banyak produk fungsional yang dibutuhkan oleh konsumen. Misalnya tas belanja untuk mengganti tas belanja sekali pakai, goodie bag, dompet. Harga relatif terjangkau, mulai dari Rp8.000-Rp300 ribu,” ungkap Hijrah.

Tak disangka-sangka, kolaborasi yang dilakukan ini justru semakin memperluas pasar bisnis daur ulang. Katanya, dengan berkolaborasi, manfaat yang diperoleh dari sisi lingkungan menjadi lebih banyak, begitupun dari sisi ekonomi membuat lebih banyak pihak yang merasakan keuntungannya.

(Penulis: Rissa Sugiarti/Magang)

(YNA)

SHARE