Apakah Frugal Living Bisa Menjadi Boros? Ini 5 Kesalahan yang Malah Bikin Boncos
Tidak hanya frugal living, metode berhemat cara apa pun tetap bisa berujung pada pemborosan jika tidak dilakukan dengan benar sesuai konsepnya.
IDXChannel—Apakah frugal living bisa menjadi boros? Tidak hanya frugal living, metode berhemat cara apa pun tetap bisa berujung pada pemborosan jika tidak dilakukan dengan benar sesuai konsepnya.
Dalam Jurnal of Consumer Research ‘Lifestyle of the Tight and Frugal’, frugality atau frugal living didefinisikan sebagai tendensi untuk membeli barang dan jasa dengan pengendalian diri, pemanfaatan barang-barang bekas dan sudah ada, untuk mencapai target jangka panjang.
Sederhananya, frugal living adalah gaya hidup yang menekankan penggunaan uang yang bijaksana, berkelanjutan, dan mindful—atau penuh kesadaran—dalam pemenuhan kebutuhan, demi jangka panjang.
Frugal living sering disalahartikan sebagai ngirit nyaris pelit (deppravation), sering juga disamakan dengan minimalism, padahal keduanya berbeda. Minimalisme lebih menekankan pada pembatasan kepemilikan barang dan mementikankan hal yang sangat prioritas.
Sementara frugal living menekankan pada cara menggunakan uang dengan lebih bijaksana dan hemat. Misalnya tidak membeli barang baru kecuali sudah rusak, atau memilih membeli barang bekas dengan kualitas bagus dengan harga murah dibanding beli baru.
Namun ada kalanya upaya untuk frugal living justru berujung pada pemborosan. Apa saja kesalahan yang bisa membuat upaya berhemat malah gagal?
Apakah Frugal Living Bisa Menjadi Boros? Ini 5 Kesalahan yang Malah Bikin Boncos
1. Hanya Fokus pada Harga
Karena terlalu fokus pada upaya pengiritan dan hanya ingin membeli barang berharga murah, Anda jadi lupa bahwa kuantitas barang yang dibeli juga bisa membuat boros. Sekalipun harganya murah, jika dibeli terlalu sering atau terlalu banyak juga bisa bikin boros.
Frugal living bukan soal mencari barang murah saja, tetapi juga soal menggunakan uang seperlunya sesuai kebutuhan Anda saat itu. Membeli barang murah di saat tidak butuh juga sama saja pemborosan.
Frugal living bukan soal membeli barang murah, tetapi membeli barang secara pintar dan bijaksana.
2. Terlalu Irit Sampai Melupakan Hal Penting
Frugal living memang mendorong Anda untuk menggunakan uang lebih bijak dan hemat, tetapi bukan berarti Anda harus mengirit berlebihan hingga melupakan pengeluaran-pengeluaran yang bersifat penting.
Misalnya, menunda servis motor karena ingin berhemat, akibatnya motor malah rusak dan biaya perbaikannya justru lebih mahal. Atau mengurangi jatah makan secara berlebihan, dan membuat jatuh sakit.
Belilah barang dan gunakan uang untuk memenuhi kebutuhan Anda, terutama kebutuhan pokok. Anda boleh mengganti beberapa jenis barang pokok dengan barang yang lebih murah, tetapi jangan tunda pengeluaran penting.
3. Ingin DIY tapi Malah Besar di Ongkos
Saat ini banyak influencer membagikan tip dan tutorial membuat barang kebutuhan sendiri di rumah (DIY/do it yourself). Mulai dari DIY membuat tas sendiri, produk kosmetik sendiri, pengharum ruangan sendiri, dan lain-lain.
Namun seringkali orang melupakan bahwa project-project DIY tersebut tetap membutuhkan bahan baku yang boleh jadi harganya tidak murah. Kecuali Anda memanfaatkan barang bekas untuk didaur ulang, pertimbangkan ulang untuk membuat barang kebutuhan secara DIY.
4. Membeli Tidak Sesuai Kebutuhan
Ada kalanya saat Anda ingin memangkas anggaran, Anda melakukannya dengan membeli barang lain dengan harapan dapat mengurangi pengeluaran. Misalnya, membeli botol tumblr untuk mengurangi pengeluaran pembelian air mineral.
Membeli alat gym sendiri untuk mengurangi pengeluaran kebugaran di gym, beli mobil untuk mengurangi ongkos berpergian ke luar kota yang hanya sesekali, dan sebagainya. Namun bisa jadi keputusan ini malah membuat Anda boros, terutama jika Anda membeli barang dengan spesifikasi yang tidak begitu dibutuhkan.
Misalnya membeli botol minuman dengan harga Rp600.000 lebih, padahal ada botol minuman lain dengan fungsi dan fitur yang sama persis. Atau membeli banyak peralatan gym padahal penggunaannya tidak intensif.
Sementara dengan berlangganan di suatu fitness center, Anda mungkin hanya perlu modal Rp300.000 per bulan untuk dapat memakai fasilitas dan peralatan sepuasnya. Belilah barang dengan spesifikasi yang sesuai kebutuhan
5. Tidak Punya Target yang Jelas
Frugal living berfungsi untuk mencapai target jangka panjang. Metode penghematan apa pun membutuhkan target keuangan yang jelas, tanpa target Anda tidak akan tahu apa alasan Anda berhemat, apa tujuan Anda berhemat, dan berapa yang harus dihemat.
Dengan memiliki target yang jelas, Anda dapat memperkirakan sampai mana target Anda sudah berproses, berapa lama Anda akan mencapai target, dan berapa banyak yang dibutuhkan untuk mencapai target.
Anda akan lebih mudah mengelola uang dan membuat perencanaan jika mengetahui target dan tujuan yang jelas.
Itulah beberapa kesalahan dalam frugal living untuk menjawab pertanyaan apakah frugal living bisa menjadi boros.
(Nadya Kurnia)