MILENOMIC

Banyak Usaha Gulung Tikar, Bisnis Busana Muslim Tetap Eksis di Tengah Pandemi

Shelma Rachmahyanti 20/08/2021 12:06 WIB

Founder & Desainer Nadjani Indonesia, Nadya Amatullah Nizar, mengungkapkan bisnis fesyen muslim miliknya masih bisa bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19.

Banyak Usaha Gulung Tikar, Bisnis Busana Muslim Tetap Eksis di Tengah Pandemi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Founder & Desainer Nadjani Indonesia, Nadya Amatullah Nizar, mengungkapkan bisnis fesyen muslim miliknya masih bisa bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19. Hal itu tercermin dari nasib pekerja yang baik dimana tidak ada yang dirumahkan dan tidak ada pengurangan upah.

“Dampak dari pandemi ke bisnis fesyen saya pasti ada, namun tidak besar. Tapi kalau omzet turun itu, iya sekitar 25%. Tapi sejauh ini memang Alhamdulillah belum ada pekerja yang dirumahkan atau dipotong gaji,” ujarnya dalam diskusi virtual di Market Review IDX Channel, Jumat (19/8/2021).

Lanjutnya, ia mengatakan karena penjualan secara offline turun maka pihaknya menyiasati dengan berjualan melalui media online. Seperti, membuka toko pada semua lini e-commerce.

Ia mengakui dengan bertransformasi pada ekosistem digital, penjualannya mengalami peningkatan yang drastis. Walaupun pandemi, fesyen baju miliknya selalu habis terjual di pasaran.

Di samping banyaknya bisnis yang gulung tikar, Nadya menyebut bisnis fesyen muslim salah satu bisnis yang bisa tetap eksis ditengah pandemi lantaran minatnya masih cukup tinggi.

Menurut pemilik fesyen muslim brand Nadjani ini, Hal itu bisa terjadi karena adanya sikap adaptif dan inovasi. Dirinya pun menyadari jika tidak demikian maka bisnis yang dijalankan tidak bisa bertahan hingga sekarang.

“Kita beradaptasi sama keadaan sekarang. Kalau misalnya biasanya Nadjani bikin baju untuk sehari-hari, buat pergi kerja, liburan, tapi karena sekarang banyak yang di rumah jadi kita adaptasi dengan produksi baju untuk di rumah. Kita juga produksi apron buat masak dan juga mukena. Sebelumnya kita nggak produksi tapi di keadaan sekarang kita terus berinovasi supaya penjualan bisa stabil,” paparnya.

Sementara itu, walaupun proses produksi terus berjalan, Nadya menuturkan dari sisi perolehan bahan baku tetap mengalami kendala. Hal itu dikarenakan adanya PPKM yang mengakibatkan produksi kain di pabrik berkurang. Sehingga berdampak pada kapasitas baju yang diproduksi.

Namun, desainer muda ini tak menyerah pada keadaan. Dirinya berinisiatif untuk membeli kain di pabrik langsung dengan jumlah banyak sebelum PPKM diperpanjang.

"Dengan adanya kendala itu, gimana caranya supaya karyawan penjahit bisa terus bekerja, jadi kita beli langsung dalam jumlah banyak sebelum pabrik tutup. Misalnya, ada PPKM diperpanjang jadi kita sudah ambil bahan duluan untuk produksi sebulan,” terangnya. (TYO)

SHARE