Begini Beda Mental Pengusaha dan Pekerja, Anda Lebih Cocok Jadi Apa?
Pengusaha dan pekerja menjalani perjalanan karier yang berbeda satu sama lain dalam menuju kesuksesannya.
IDXChannel—Apa bedanya mental pengusaha dan pekerja? Perbedaan antara pengusaha dan pekerja kerap dibenturkan dalam perbincangan tentang karier, semata-mata karena anggapan pengusaha dianggap lebih makmur dibanding pekerja.
Padahal, tidak semua orang mampu menjadi pengusaha, dan sebaliknya, tidak semua orang mampu menjadi pekerja. Ada individu yang lebih cocok mengelola bisnis sendiri, namun ada pula yang lebih cocok bekerja sama dengan orang lain.
Baik menjadi pengusaha ataupun pekerja, keduanya sama-sama dapat membawa seseorang ke tangga kesuksesan selama kedua profesi ini dijalani dengan maksimal dan benar. Namun demikian, pengusaha dan pekerja menjalani perjalanan karier yang berbeda satu sama lain dalam menuju kesuksesannya.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kesuksesan usaha tidak hanya berasal dari keahlian si pengusaha, diperlukan pekerja yang mampu melakukan tugasnya hingga membawa perusahaan ke titik kesuksesan.
Sehingga, pengusaha dan pekerja memiliki prioritas, pola pikir, dan mental yang berbeda. Melansir beragam sumber, berikut ini adalah beberapa perbedaan mental antara pengusaha dan pekerja yang menarik untuk disimak.
Beda Mental Pengusaha dan Pekerja
1. Mastermind vs Kinerja
Pengusaha memiliki pola pikir yang menitikberatkan pada inovasi, perubahan, dan peluang bisnis. Pengusaha memikirkan inovasi produk dan jasa yang dapat dijadikan lini bisnis yang andal. Pengusaha juga memikirkan strategi bisnis.
Sementara pekerja lebih mengedepankan kinerja. Saat bekerja, pekerja akan menitikberatkan pada penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan padanya, berikut ranah tanggung jawabnya pada perusahaan.
Pengusaha juga mesti memiliki mental berani. Ini berguna untuk mengambil risiko besar, sebab mereka-lah yang bertanggung jawab pada pengambilan keputusan dalam bisnisnya. Sementara risiko yang dipikirkan pekerja terbatas pada ranah tugasnya semata.
2. Mencari Peluang vs Mencari Stabilitas
Oleh sebab pengusaha berani mengambil risiko, pengusaha cenderung berani merugi. Sementara pekerja akan berpikir berkali-kali lipat jika dihadapkan dengan risiko besar yang berpotensi merugikan.
Oleh karena ini pula, pekerja cenderung lebih memikirkan stabilitas dalam perjalanan kariernya. Sementara pengusaha akan terus memikirkan celah dan peluang untuk berinovasi dan menyusun strategi.
Pekerja pun mengambil peluang dalam kariernya, namun didasarkan pada stabilitas karier dan finansial yang lebih baik, atau potensi pengembangan keahlian yang lebih baik. Sementara peluang yang dicari pengusaha adalah untuk mengembangkan dan memperluas bisnisnya.
3. Tanggung Jawab Penuh vs Tanggung Jawab Terbatas
Seorang pengusaha bertanggung jawab penuh atas operasional usahanya, mulai dari strategi bisnis yang diputuskan, kesejahteraan karyawan, hingga pada kepatuhan usaha terhadap peraturan yang berlaku.
Oleh sebab itu keberhasilan dan kegagalan suatu usaha kerap dibebankan pada kepiawaian pengusaha dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya. Ketika bisnis mencatatkan kinerja yang buruk, pengusaha adalah orang pertama yang harus mengevaluasi dan memperbaiki strategi.
Sementara pekerja hanya bertanggung jawab pada ranah kewenangannya masing-masing sesuai tingkat jabatannya. Jika ia bekerja sebagai supervisor, maka ia bertanggung jawab atas pekerjaan dan tugas di departemennya sendiri.
Oleh sebab itu pengusaha dituntut untuk memiliki mental yang lebih kuat dibanding pekerja-pekerja lain, sebab mereka harus bertanggung jawab pada keseluruhan operasional bisnis yang dijalankan.
Perbedaan lain dari mental pengusaha dan pekerja adalah pengusaha cenderung berpikir dalam jangka panjang, dan dituntut pula untuk mampu memikirkan keberlanjutan usahanya dalam jangka panjang.
Itulah beberapa beda mental antara pengusaha dan pekerja yang menarik untuk diketahui. (NKK)