MILENOMIC

Berapa Biaya Penyelenggaraan F1? Tuan Rumah Harus Bayar Sebanyak Ini

Kurnia Nadya 08/09/2025 14:48 WIB

Negara yang menjadi penyelenggaraan kejuaraan F1, harus menyiapkan dana setidaknya USD40 juta sampai dengan USD60 juta untuk hosting fee. 

Berapa Biaya Penyelenggaraan F1? Tuan Rumah Harus Bayar Sebanyak Ini. (Foto: F1)

IDXChannel—Berapa biaya penyelenggaraan F1? Formula 1 atau F1 adalah ajang balap mobil kelas tinggi, paling bergengsi di dunia, bahkan dianggap sebagai puncak tertinggi dari seluruh jenis ajang balapan yang ada. 

Penyelenggaran ajang balap ini dinaungi oleh Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) atau Federasi Otomotif Internasional. Inaugurasi penyelenggaran Formula 1 pertama kali terjadi pada 1950, F1 juga merupakan kejuaraan balap bermotor pertama di dunia. 

Tahun-tahun berikutnya Formula 1 terus diselenggarakan, diikuti oleh tim-tim otomotif dari berbagai produsen ternama, dan diwakili oleh pembalap profesional yang akan beradu cepat di lintasan khusus. 

Dalam satu musim F1, ada rangkaian kompetisi balap yang disebut Grand Prix dan diselenggarakan di berbagai negara yang memiliki sirkuit khusus Formula 1 atau di ruas-ruas jalan yang ditutup. 

Beberapa pembalap F1 dan mantan pembalap yang terkenal dan dikenal oleh masyarakat awam misalnya Michael Schumacher dan Lewis Hamilton untuk pembalap masa kini. Adapun beberapa negara yang menggelar Grand Prix antara lain: 

Lalu berapa biaya penyelenggaran F1? Berapa banyak biaya yang dikeluarkan negara yang menjadi tuan rumah Grand Prix? 

Biaya Penyelenggaran F1, Segini Biaya Hosting Fee-nya 

Melansir catatan Sindonews (8/9/2025), tuan rumah Grand Prix, atau negara yang menjadi penyelenggaraan kejuaraan F1, harus menyiapkan dana setidaknya USD40 juta sampai dengan USD60 juta untuk hosting fee

Angka ini setara dengan Rp570 miliaran lebih sampai dengan Rp821 miliaran lebih, nyaris menyentuh Rp1 triliunan. Hosting fee ini dibayarkan oleh tuan rumah kepada Formula One Group, pemegang hak komersial F1. 

Hosting fee ini belum termasuk dana untuk membiayai operasional balapan selama tiga hari, pengamanan dan keamanan sekitar, logistik, dan promosi acara. Jadi jika ditotal, dapat diperkirakan biaya penyelenggaraan F1 bisa lebih dari Rp1 triliun per Grand Prix. 

Selain itu negara tuan rumah juga harus memastikan sirkuit yang akan dipakai sudah memenuhi standar Grade 1 FIA, persyaratan teknis ini otomatis memerlukan biaya dan investasi yang tidak murah untuk pembangunan dan pemeliharaannya.

Tak mengherankan bila total biaya untuk penyelenggaraan F1 bisa begitu mahal, karena ajang balap ini memerlukan keamanan teknis yang berharga mahal. Desain sirkuit, fasilitas medis, sistem  keselamatan, seluruhnya mesti mematuhi regulasi tertinggi. 

Sekalipun tampak keren saat ditonton, kejuaraan ini sangat berbahaya. Tabrakan, kebakaran, cacat, dan kehilangan nyawa adalah risiko yang harus dihadapi oleh para pembalap saat bertarung di sirkuit. 

Oleh sebab itu, biaya operasional tiap tim juga mahal. Melansir BBC Sport (8/9/2025), biaya yang dibutuhkan untuk mengelola satu tim balap F1 pada 2018 saja bisa mencapai GBP193 juta. 

Biaya operasional ini tentu naik dari  tahun ke tahun. Pada 2021 manajemen mulai menerapkan aturan cost cap, yakni batas biaya operasional yang dapat dikeluarkan oleh tim balap untuk mendesain dan mengoperasikan mobil balapnya selama satu tahun. 

Melansir Global Sport Advocates (8/9/2025), pada 2023, batas cost cap per tim ditentukan sebesar USD135 juta, atau sekitar Rp2,20 triliun per tahun. Sebelum regulasi cost cap diberlakukan, tim balap terkaya bisa menggelontorkan USD400 juta per tahun. 

Meskipun biaya penyelenggaraan F1 sangat mahal, banyak negara berebut untuk menjadi tuan rumah untuk Grand Prix, karena acara ini akan memutar pergerakan ekonomi di kota tempat acara. Terutama dari segi pariwisata. 

Apalagi Grand Prix bukanlah acara yang dapat didatangi orang-orang biasa. Ada beberapa negara penyelenggara yang mematok harga tiket fantastis, bisa mencapai ribuan dolar AS untuk satu orang.  

Itulah biaya penyelenggaraan F1. 


(Nadya Kurnia)

SHARE