FOMO di Kalangan Anak Muda Kuat, 80 Persen Habiskan Uang untuk Sesuaikan Gaya Hidup
OCBC menyatakan 80 persen anak muda menghabiskan uang untuk menyesuaikan gaya hidup temannya. Hal itu menandakan FOMO yang kuat di generasi muda.
IDXChannel - OCBC dalam data Financial Fitness Index (FFI) 2024 menyatakan 80 persen anak muda menghabiskan uang untuk menyesuaikan gaya hidup temannya. Angka ini naik 73 persen dibanding tahun 2023.
Hal itu menandakan Fear of Missing Out (FOMO) yang kuat masih terjadi di kalangan generasi muda.
Di sisi lain, sebanyak 39 persen anak muda menabung untuk memenuhi gaya hidup. Temuan tersebut menunjukkan bahwa generasi muda saat ini lebih fokus pada kesenangan jangka pendek.
Dengan fenomena itu, OCBC menggarisbawahi perlunya literasi keuangan yang lebih baik untuk membuat keputusan pengeluaran yang lebih bijak. Dengan memahami baik itu produk maupun layanan perbankan, maka manfaat yang diperoleh bisa maksimal.
Meski begitu, OCBC menyebut ini merupakan kemajuan yang patut diapresiasi. Sebab, skor finansial fitness Indonesia pada tahun 2024 berhasil stabil pada angka 41.25, yang menandakan masyarakat Indonesia telah berhasil mempertahankan hasil skor finansialnya.
Selain itu, 25 persen generasi muda memiliki dana darurat (naik dari 17 persen) yang bisa menjadi indikator adanya perubahan sikap dan mindset, terutama di kalangan muda yang tetap ingin menikmati hidup.
"Ini merupakan pencapaian yang patut diapresiasi bagi generasi muda, di mana sisi lain mereka pun harus paham memanfaatkan produk perbankan untuk keputusan finansial yang cerdas," kata Executive Director Marketing & Lifestyle Business OCBC, Amir Widjaya, dari data Financial Fitness Index (FFI) 2024 yang diterima pada Sabtu (17/8/2024).
"Dengan informasi yang tepat, inklusi produk perbankan, dan pengelolaan keuangan yang baik, mereka bisa menjadi smart spender dan smart saver. Hasil akhirnya mereka akan menciptakan keseimbangan antara kesenangan saat ini dan kesejahteraan finansial jangka panjang," tuturnya melanjutkan.
Director Consumer Insights di NielsenIQ (NIQ) Indonesia, Inggit Primadevi, menambahkan anak Indonesia sebenarnya sudah menunjukkan perubahan positif dalam perilaku keuangan.
"Di antara mereka yang sudah mencatat keuangan, 41 persen sudah memiliki dana darurat (sebesar 6 bulan gaji), angka ini naik sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, anak muda yang belum melakukan pencatatan keuangan, baru 21 persen yang punya dana darurat," ujar Inggit.
Menurutnya, hal ini menandakan peningkatan kesadaran akan literasi keuangan, bukan hanya dalam pengetahuan tapi juga dalam praktik. “Dengan memiliki dana darurat dan menerapkan kebiasaan mencatat keuangan mereka," kata dia.
(Febrina Ratna)