Kenali Tiga Perbedaan Utama Mobil Listrik Murni dan Kendaraan Hybrid
Perbedaan utama antara EV murni dengan mobil hybrid adalah penggunaan BBM sebagai sumber tenaga utamanya. EV murni mengambil sumber tenaga dari listrik.
IDXChannel—Masa depan otomotif memang mengarah pada elektrifikasi. Namun elektrifikasi tidak terbatas pada mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle), tapi juga mobil hybrid dan plug-in hybrid (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).
Seperti diketahui, saat ini pemerintah menggaungkan penggunaan mobil listrik dengan memberikan sejumlah insentif. Namun masyarakat masih ragu beralih ke BEV dan memilih membeli mobil hybrid.
Melansir laman Auto2000 (28/8), dari fungsinya mobil hybrid dan listrik diproduksi dengan tujuan yang sama, yakni untuk menekan emisi. Perbedaannya, mobil hybrid masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber tenaga utama.
Lantas apa perbedaan antara mobil hybrid dengan mobil listrik berbasis baterai?
Berikut perbedaan mobil hybrid dan kendaraan listrik:
1. Mobil Listrik
Mobil EV menjadi populer karena diklaim bebas emisi gas buang. Mobil ini tidak menggunakan mesin konvensional yang memakai bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber tenaga utamanya.
Sebagai pengganti BBM, mobil listrik menggunakan baterai sebagai sumber tenaga utamanya. Perlu diingat bahwa makin tinggi kecepatan mobil, maka makin tinggi pula konsumsi sumber tenaganya.
Sehingga mobil listrik akan lebih cepat kehabisan daya jika dipacu dalam kecepatan tinggi secara terus-menerus. Oleh karena itu, sejauh ini EV murni lebih cocok digunakan untuk kendaraan sehari-hari di dalam kota.
2. Mobil Hybrid
Untuk memahami perbedaan mobil hybrid dan listrik, perlu memahami seluk-beluk mobil hybrid secara mendalam. Gagasan untuk merancang mobil hybrid sudah ada sejak lama.
Jika mobil listrik mengandalkan sumber energi eksternal (listrik murni), maka sumber tenaga mobil hybrid justru berasal dari dalam mesin, yakni dari proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil ditambah dengan energi dari motor listrik.
Meski masih memanfaatkan proses pembakaran di dalam mesin, mobil hybrid diklaim mampu mengurangi polusi udara. Mengingat mobil ini dapat melaju dengan motor listrik sepenuhnya tanpa memanfaatkan mesin konvensional jika baterai terisi penuh.
Perbedaan lainnya adalah jarak tempuh. Secara umum, mobil hybrid memiliki jarak tempuh yang lebih jauh daripada EV murni. Keberadaan mesin pembakaran internal memungkinkan mobil hybrid untuk mengisi bahan bakar di SPBU konvensional.
3. Mobil Plug-in Hybrid
Pengembangan hybrid menghasilkan inovasi baru bernama plug-in hybrid. Mobil jenis ini mampu menyalurkan energi yang dihasilkan motor listrik tanpa harus menunggu proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil.
Plug-in hybrid dibagi menjadi dua jenis, yaitu plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) dan extended range electric vehicle (EREV).
PHEV mengombinasikan motor listrik dan bahan bakar sebagai sumber tenaga sehingga pengendara bisa memilih sumber tenaga apa yang ingin digunakan saat mengendarai mobil. Sementara itu, EREV mengandalkan motor listrik sebagai sumber tenaga utama mobil.
(Nadya Kurnia)