MILENOMIC

Kisah Pemilik Minuman Kekinian Teguk Rintis Bisnis dari Nol hingga Go Internasional

Dhera Arizona 26/05/2023 17:00 WIB

Najib Wahab, Founder sekaligus Owner Teguk Indonesia, berkesempatan untuk membagikan pengalamannya mendirikan bisnis minuman Teguk Indonesia.

Kisah Pemilik Minuman Kekinian Teguk Rintis Bisnis dari Nol hingga Go Internasional. (Foto Dok. Teguk Indonesia)

IDXChannel - Bisnis minuman kekinian semakin menunjukkan tajinya. Rasanya yang nikmat sekaligus variatif, membuat masyarakat kian penasaran dan terus mengonsumsinya.

Maka tak heran, popularitas minuman kekinian tidak goyah di Indonesia. Bahkan kini, bisnis ini dapat menjadi alternatif untuk membuka usaha bisnis, karena usaha minuman dianggap tidak akan ada matinya.

Dilansir dari acara live Instagram @IDX_Channel Break Time bersama Najib Wahab @Najib.Wahab27, yang merupakan Founder sekaligus Owner Teguk Indonesia @teguk.indonesia, berkesempatan untuk membagikan pengalamannya mendirikan bisnis minuman Teguk Indonesia.

Pada ide awalnya, brand minuman Teguk milik Najib berdiri pada Oktober 2018. Awal mula idenya lantaran Najib melihat bisnis F&B di Indonesia sangat bagus. Bahkan, mempunyai pengembangan organisasi yang bisa melihat peluang bagus mengenai bisnis minuman.

Awalnya, kata Najib, Teguk hanya mendirikan satu gerai. Gerai pertamanya berdiri di Tangerang.

Hingga saat ini, Teguk sudah memiliki ratusan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Brand Teguk sendiri juga sudah memiliki 160 cabang yang tersebar di Indonesia, yang terbanyak berada di daerah Jawa dan juga Jabodetabek,” ujar Najib.

Najib juga berkata, pada 2018 bermimpi bagaimana brand Teguk bisa mendunia. Kawasan yang diincar tentunya paling dekat yaitu Asia dan titik paling bagus adalah Amerika Serikat (AS) karena prospeknya terbilang bagus.

Mimpi tersebut menjadi nyata kala Najib berhasil membuka gerai pertama Teguk di New York, AS. Dia pun berencana akan menambah satu gerai lagi di daerah yang sama.

Najib menuturkan, target pasar di AS cukup unik. Sebab, perilaku warga di sana cenderung membeli tanpa harus melihat brand tersebut.

"Warga negara di sana melihat review produk tersebut melihat dari Google atau sosial media. Hal ini lah yang membuat prospek berjualan disana lebih bagus," kata Najib.

(Penulis: Arianto Haryono/Magang)

(YNA)

SHARE