Mengapa Memaksa Berhemat Justru Bisa Membuat Kita Semakin Boros? Ini Penjelasannya
Berhemat adalah kebiasaan baik yang dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan
IDXChannel - Berhemat adalah kebiasaan baik yang dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan. Namun, pernahkah kamu merasa bahwa semakin keras kamu mencoba berhemat, justru pengeluaran malah semakin tidak terkendali?
Mengapa Memaksa Berhemat Justru Bisa Membuat Kita Semakin Boros?
Berikut beberapa alasan mengapa memaksa berhemat bisa menjadi semakin boros:
1. Terjebak Efek “Balas Dendam”
Saat kamu menahan diri terlalu lama dari hal-hal yang kamu sukai, ada kecenderungan untuk "membalasnya" dengan berbelanja berlebihan. Ini sering terjadi setelah berusaha berhemat, misalnya setelah sebulan tidak jajan sama sekali, kamu jadi kalap membeli makanan mahal.
2. Budget Terlalu Ketat
Jika anggaran terlalu ketat dan tidak realistis, kamu akan merasa frustrasi. Akhirnya, ketika tidak tahan lagi, kamu akan menghabiskan lebih dari yang seharusnya. Berhemat seharusnya fleksibel dan berkelanjutan, bukan menyiksa.
3. Tidak Memiliki Tujuan Jelas
Tanpa tujuan finansial yang spesifik, seperti menabung untuk liburan atau dana darurat, proses berhemat akan terasa hampa. Ini membuatmu lebih mudah tergoda untuk menghabiskan uang karena kamu tidak tahu untuk apa kamu menahan diri.
4. Mengabaikan Kebutuhan Psikologis
Manusia butuh hiburan dan kenyamanan. Jika kamu terlalu menekan kebutuhan ini demi berhemat, lama-lama akan muncul keinginan impulsif untuk "memanjakan diri", yang seringkali berujung pemborosan.
5. Tidak Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Saat berhemat secara ekstrem, seseorang bisa salah fokus dengan menahan pengeluaran yang sebenarnya penting (kebutuhan), dan justru merasa bebas membeli hal-hal kecil yang tidak dibutuhkan karena "harganya murah." Akumulasi pengeluaran kecil ini bisa jauh lebih boros.
Berhemat bukan berarti hidup menderita. Kunci agar tidak terjebak dalam siklus boros setelah berhemat adalah dengan membuat rencana keuangan yang realistis, fleksibel, dan berorientasi pada tujuan. Selamat mencoba!
(Shifa Nurhaliza Putri)