Plus Minus Membeli Lukisan sebagai Investasi, Peminatnya Orang Kaya, Ini Sebabnya
Lukisan adalah salah satu karya seni yang dikoleksi selain karena estetika dan prestisenya, juga karena nilai jualnya yang berpeluang meningkat.
IDXChannel—Apa plus minus membeli lukisan sebagai investasi? Bagi segelintir orang, karya seni dan barang berharga adalah aset yang dapat dijadikan instrumen investasi. Nilai jualnya bisa meningkat dari tahun ke tahun.
Membeli karya seni sebagai investasi umumnya hanya dilakukan oleh individu-individu dengan harta kekayaan tak habis-habis. Sehingga setelah memiliki investasi di saham, properti, dan sebagainya, mereka memiliki sisa modal untuk mengoleksi karya seni.
Tidak hanya karya seni, barang-barang bersejarah juga diincar kolektor dan dapat laku terjual dalam pelelangan dengan harga fantastis. Terutama barang-barang yang pernah dipakai oleh figur-figur terkenal pada masa lampau.
Lukisan adalah salah satu karya seni yang dikoleksi selain karena estetika dan prestisenya, juga karena nilai jualnya yang berpeluang meningkat. Terlebih jika lukisan yang dikoleksi adalah lukisan asli karya seniman-seniman ternama di dunia.
Seperti diketahui, lukisan-lukisan karya seniman ternama di masa lampau, seperti Pablo Picasso, Jackson Pollock, Willem De Kooning, Gustav Klimt, dan sebagainya, dijual secara privat atau lewat pelelangan dengan harga mahal.
Pembeli lukisan-lukisan mahal ini adalah orang-orang terkaya di negaranya. Seperti anggota keluarga kerajaan, fund manager, konglomerat, art dealer, dan sebagainya. Namun selain orang pribadi, lukisan langka juga dibeli oleh museum-museum.
Lalu apa saja plus minusnya membeli lukisan sebagai investasi? Melansir Artelier dan sumber lainnya (4/6/2025), berikut ini adalah plus minus membeli lukisan sebagai investasi.
Plus Minus Membeli Lukisan sebagai Investasi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
Keistimewaan Lukisan sebagai Investasi
Menurut Artelier, pasar karya seni lebih stabil dibanding pasar modal. Karena nilai karya seni tidak naik turun seperti harga saham, melainkan terus naik dari tahun ke tahun. Ada beragam faktor yang membuat harganya lebih stabil dibanding aset investasi lain.
Faktor utamanya adalah aspek kelangkaan. Karya seni yang dihasilkan para seniman yang sudah meninggal dunia sangat rawan dipalsukan, rusak secara perlahan karena perawatan yang salah, rusak karena tempat penyimpanan kebakaran, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, karya seni masa lampau yang masih bertahan hingga hari ini bernilai sangat tinggi, bisa mencapai miliaran rupiah dibanding harga asli ketika si seniman masih hidup dan menjualnya ke orang lain.
Namun karya seni adalah investasi jangka panjang, tidak bisa diperjualbelikan dalam jangka pendek. Maka dari itu karya seni cocok untuk diwariskan dari generasi ke generasi sebagai aset investasi.
Kekurangan Lukisan sebagai Investasi
Di balik potensi nilainya fantastis, ada sederet poin minus dari karya seni yang dijadikan aset investasi. Yakni likuiditasnya sangat rendah dan biaya-biaya jual-beli yang sangat mahal.
Perlu juga diingat bahwa tidak semua lukisan dapat dijadikan aset investasi. Nilai suatu karya seni ditentukan oleh beberapa faktor. Antara lain popularitas dan eksposur si seniman di kalangan museum, akademisi, media, dan masyarakat umum.
Pemilik karya seni—langka atau tidak—tidak bisa menjual asetnya sembarangan. Pemilik hanya bisa menjual ke pembeli tertentu yang jumlahnya hanya segelintir saja, di tambah lagi menemukan pembeli yang tepat pun tidak mudah.
Biaya yang menyertai kegiatan jual-beli karya seni pun sangat mahal. Ada pajak dan komisi yang harus dibayarkan pembeli ke penjual, penjual pun bisa saja terkena pajak. Selain itu, penjualan secara personal pun bisa lebih mahal.
Karena si pemilik lama biasanya akan menaikkan harga gila-gilaan demi memaksimalkan keuntungan. Oleh sebab itu, banyak penggemar karya seni memilih untuk membeli dan menjual asetnya lewat pelelangan, karena lebih efisien dari segi biaya.
Selain pajak, biaya yang harus dibayarkan pembeli saat memenangkan pelelangan adalah biaya asuransi, biaya foto, biaya penanganan dan pengapalan, biaya komisi ke penjual. Belum lagi jika karya yang dibeli membutuhkan restorasi dan perawatan khusus.
Kekurangan lain yang harus diperhatikan adalah ketiadaan dividen. Lukisan dan karya seni lainnya hanya menawarkan peluang capital gain, tanpa return berbentuk dividen yang dapat dinikmati setiap tahun.
Dari semua kekurangannya ini, wajar bila investasi karya seni hanya lazim di kalangan orang-orang kaya raya. Karena individu dari kalangan ini memiliki modal tak terbatas, sehingga biaya-biaya yang harus dikeluarkan tidak jadi masalah.
Itulah informasi menarik tentang plus minus membeli lukisan sebagai investasi.
(Nadya Kurnia)