Risiko Pakai Uang Pinjaman Pinjol untuk Trading Saham, Begini Konsekuensinya
Salah satu risiko memakai uang dari pinjol untuk trading adalah gagal bayar karena hasil trading tidak sesuai target.
IDXChannel—Apa risikonya menggunakan uang pinjaman pinjol untuk trading saham? Salah satu risiko memakai uang dari pinjol untuk trading adalah gagal bayar karena hasil trading tidak sesuai target.
Investasi, trading, bahkan pengumpulan dana darurat sekalipun, sebaiknya menggunakan uang dingin yang tersisa dan menganggur. Bukan dengan utang dari pinjaman online, karena trading memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding investasi.
Saat trading, harga saham bisa bergerak di luar prediksi investor. Selain itu target harga mungkin saja tercapai melebihi waktu yang diharapkan. Sebagai contoh, jika investor menargetkan harga saham bisa naik hingga 20 persen dalam 3-4 bulan.
Lalu ternyata kenaikan harga 20 persen itu baru terjadi setelah enam bulan, sementara investor memiliki angsuran bulanan yang harus dibayar. Atau setelah 3-4 bulan, harga saham hanya mencatatkan kenaikan tertinggi 10 persen.
Maka target keuntungannya pun melenceng. Jika investor menggunakan utang pinjol untuk modal trading, hasil keuntungannya mungkin tidak dapat dinikmati secara maksimal. Karena dia harus membayar angsuran pinjol sekaligus bunganya yang tinggi.
Sisa keuntungan yang dapat dijadikan profit bersih barangkali hanya sedikit. Belum lagi jika ternyata harga saham tidak bergerak naik, tetapi malah berbalik arah dan mencatatkan downtren dalam waktu yang cukup lama.
Artinya, saat itu investor tersebut tengah mencatatkan kerugian mengambang (floating). Jika dia jual saham tersebut untuk cut loss, modal tradingnya berkurang sesuai persentase penurunan harga saham.
Sedangkan dia memiliki utang pinjol yang harus dibayarkan tiap bulan. Jika modal trading tersebut tidak bertambah dan malah berkurang banyak, lantas bagaimana investor tersebut dapat membayar angsuran utang berikut bunganya?
Pada akhirnya, alih-alih mencatatkan keuntungan, investor tersebut malah menanggung konsekuensi berupa tunggakan utang karena tidak dapat membayar angsuran tepat waktu dan skor kolektibilitas yang buruk di SLIK OJK.
Ini adalah contoh skenario yang sangat mungkin terjadi ketika individu nekat menggunakan utang pinjol untuk trading dan investasi saham. Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi maupun trading, individu sangat dianjurkan untuk melatih money management.
Sekaligus memiliki komponen dana yang matang, agar investasi dan trading tetap berjalan lancar tanpa menganggu pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Berikut ini adalah urutan dana yang sebaiknya dimiliki saat berinvestasi dan trading:
- Dana darurat
- Kas siap pakai untuk modal investasi/trading
- Investasi (saham, deposito, obligasi, reksa dana, logam mulia, dll)
- Trading
Dana darurat tersedia sebagai safety net untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak, sehingga investor tidak terpaksa menjual aset investasinya untuk mendapatkan uang cepat.
Kas siap pakai berada pada urutan kedua dan terpisah dari dana darurat. Kas siap pakai ini dapat digunakan sewaktu-waktu jika ada peluang untuk membeli saham di harga diskon. Komponen berikutnya adalah investasi untuk kebutuhan jangka panjang dan lindung nilai.
Dengan berinvestasi, individu dapat menjaga nilai uang dari potensi inflasi, sekaligus menumbuhkan nilai aset. Jika investasi sudah ada, barulah trading. Keuntungan trading dapat digunakan kembali sebagai modal untuk investasi maupun sesi trading berikutnya.
Ada pula investor yang lebih tertarik sepenuhnya pada trading, sehingga tahapan investasi dilewati agar seluruh modal dapat digunakan untuk trading. Hal ini sah-sah saja, karena keputusan sepenuhnya berada di tangan investor.
Namun jika investor sudah menghasilkan keuntungan atau memiliki uang dalam jumlah besar, biasanya investor ingin menempatkan uangnya pada aset-aset investasi yang dapat bertumbuh dalam jangka panjang tanpa harus diawasi pergerakan harganya setiap hari.
Tujuannya agar uang tersebut tidak menganggur sia-sia, dan dapat bertumbuh seiring waktu berjalan. Secara bersamaan, investor tetap dapat melakukan trading untuk menghasilkan keuntungan baru yang lebih cepat dalam jangka pendek.
Itulah informasi penting tentang risiko menggunakan uang pinjol untuk trading.
(Nadya Kurnia)