Selain Pasar Modal dan Rupiah, Ini Dampak Perang Rusia Ukraina Bagi Indonesia
Dampak perang Rusia Ukraina bagi Indonesia tidak hanya pada sektor finansial. Beberapa sektor ekspor impor berdampak juga.
IDXChannel - Dampak perang Rusia Ukraina bagi Indonesia tidak hanya pada sektor finansial. Beberapa sektor ekspor impor berdampak juga.
Lalu apa saja dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia? Berikut kami lansir dari berbagai sumber:
1. Penurunan nilai tukar rupiah
Dalam wawancara ke wartawan, Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin memaparkan bila aliran uang menjadi yang paling merasakan dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia.
Eddy menyebut perang yang terjadi berlarut-larut menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan. Kondisi ini semata mata bukan karena nilai rupiah yang memburuk, namun karena dampak perang itu sendiri.
Penyebabnya tak lain karena investor mencari tempat yang aman untuk berinvestasi. Karena itu, orang akan cenderung memegang aset yang bersifat safe haven seperti emas dan dollar AS sebagai pilihan untuk berinvestasi. Tidak heran bila dalam perang harga emas cenderung mahal.
2. Penurunan pasar modal
Dampak perang berkelanjutan membuat pasar modal alami penurunan. Hal ini dianggap wajar karena terjadi di seluruh dunia. Namun, untuk dana dari investor asing, pasar modal Indonesia masih relatif stabil.
Meski demikian, kondisi buruk terjadi saat di awal invasi lantaran penarikan dollar yang dilakukan investor ke negara asalnya.
3. Turunnya ekspor
Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia selanjutnya yaitu bidang ekspor. Padahal di bidang ekspor, nilai ekspor Indonesia ke Rusia bulan Januari tembus hingga USD170 juta, sedangkan untuk Ukraina sebesar USD5 juta.
Namun karena perang, Rusia akan terkena embargo perdagangan, sehingga Indonesia tidak dapat melakukan ekspor ke Rusia. Dengan demikian, lanjut Eddy, ekspor Indonesia berpotensi kehilangan USD170 juta.
4. Harga minyak terhadap APBN
Secara tidak langsung juga berdampak ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Terlebih diembargonya Rusia akan memastikan harga minyak meroket. Bahkan Eddy memperkirakan saat ini harganya sudah tembus lebih dari 100 dollar AS per barel.
Dengan asumsi APBN menganggarkan sekitar USD60-65 dollar. Maka hal itu akan membuat subsidi membengkak dan menguras APBN. Seperti diketahui peningkatan USD1 per barel akan memberi beban APBN sebanyak Rp2,5 triliun lebih, untuk minyak tanah sekitar Rp50 miliar, sedangkan untuk LPG sebesar Rp1,5 triliun. Peningkatan ini akan dirasakan oleh pemerintah.
5. Kenaikan komoditas impor gandum
Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia yang terakhir adalah kemungkinan harga komoditas gandum juga akan mengalami kenaikan. Pasalnya, Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina yang dipakai sebagai bahan utama pembuat roti hingga mi instan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina berada di urutan pertama sebagai pengimpor gandum di Indonesia. Secara keseluruhan pada 2020, total impor gandum Indonesia sebanyak 10,299 juta ton. Artinya kontribusi Ukraina menyumbang 20 persen stok gandum di Tanah Air.
Itulah dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia yang kini sudah terjadi. Semoga informasi ini menambah wawasan bagi Anda.