500 WNI Jadi Korban Gempa Turki, Sebagian Pilih Kembali ke Tanah Air
Sekitar 500 Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban gempa Turki. Sebagian dari mereka yang selamat pun memilih kembali ke Tanah Air.
IDXChannel - Sekitar 500 Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban gempa Turki. Sebagian dari mereka yang selamat pun memilih kembali ke Tanah Air.
Meski begitu, masih ada WNI yang bertahan di Turki. Mereka memilih bertahan di wilayah terdampak gempa karena memiliki pasangan berkewarganegaraan Turki.
Mereka bertahan di sana agar tetap dekat dengan keluarganya, meskipun harus rela tinggal di tenda pengungsian dengan kondisi seadanya.
Mereka juga siap menerima konsekuensi apabila terjadi relokasi pengungsian ke kota lain. Mengingat kemungkinan terjadinya gempa susulan yang masih relatif tinggi.
Menurut AFAD (Badan Penanggulangan Bencana Turki), setelah gempa berkekuatan 7,6 dan 7,8 Magnitudo pada Senin (6/2/2023), terjadi lebih dari 9.000 gempa susulan hingga saat ini.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki pun terus memantau kondisi WNI yang terdampak gempa dan memilih bertahan di sana. KBRI di Turki memastikan tidak terjadi gangguan pada distribusi bantuan.
Adapun, titik fokus distribusi bantuan gempa yang dilakukan KBRI saat ini meliputi wilayah Hatay, Osmaniye, Nurdagi, Belen, Harsus, Antakya, Herbia, Iskanderun, dan Ankara. Sebab, perusahaan ekspedisi belum menyediakan pengiriman bantuan ke wilayah Gaziantep, Hatay dan Kahramanmaraş.
Selain itu, dua tim logistik masih menjalankan tugas untuk menyalurkan bantuan kepada WNI yang berada di daerah utama terdampak gempa.
Di sisi lain, Dubes RI sekaligus Sekretaris III, Ondy Rakhmat Mulya, menyerahkan bantuan logistik berupa sembako, pakaian, dan perlengkapan anak kepada Ibu Aida dan keluarganya yang berada di wilayah terdampak gempa Dortyol, pada Minggu (26/2/2023). Ibu Aida merupakan pasangan suami istri berkewarganegaraan Turki yang memiliki 2 orang anak.
Sementara itu, Sekretaris II Bondhet Suryonurwendho menyerahkan sembako, genset, bensin, tenda, dan sembako kepada Ibu Waliyah pada Jumat (24/2/2023). Ibu Waliyah merupakan WNI yang menikah dengan warga negara Turki. Ia tinggal bersama 2 orang anak dan keluarga besarnya di Turki.
Realokasi WNI di Ankara pun turut mendapat kunjungan KBRI. Warga Negara Indonesia beserta keluarganya yang saat ini masih mengungsi di Kamp Pengungsian Ankara, Asik Veysel Kultur Dermegi ditemui oleh Minister Counsellor, Bapak Harlianto.
Warga Negara Indonesia lainnya, Sulimah Makrup yang berasal dari Hatay, saat ini tinggal bersama suami dan anaknya di Kamp Pengungsian Ankara. Reruntuhan gempa mengakibatkan Ibu Sulimah mengalami luka pada kaki kanannya. Setelah mendapatkan penanganan dokter, kondisi kaki Ibu Sulimah perlahan membaik.
Penulis: Rissa Sugiarti
(FRI)