News

90 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor, BPOM Buka Peluang Investasi Asing

Tangguh Yudha 25/01/2025 08:45 WIB

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan, hingga saat ini Indonesia masih ketergantungan pada impor obat.

90 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor, BPOM Buka Peluang Investasi Asing. (Foto Tangguh/MPI)

IDXChannel - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan, hingga saat ini Indonesia masih ketergantungan pada impor obat. Hal ini tentu membuat harga obat-obatan menjadi sangat mahal.

Kepala Badan BPOM Taruna Ikrar menjelaskan, saat ini 90 persen bahan baku obat (BBO) masih diimpor. Oleh karenanya, dibutuhkan perusahaan asing yang bergerak di sektor obat-obatan untuk berinvestasi di dalam negeri.

"Kami membuka diri untuk perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi membuat produksi obat di Indonesia," ujar Taruna saat berkunjung ke PT Equilab International di Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Taruna menuturkan, dengan adanya investasi membangun pabrik, maka sejumlah obat bisa diproduksi di tanah air. Tak hanya itu, dengan investasi tersebut juga akan terjadi transfer teknologi.

"Lima tahun dia (investor) harus transfer teknologi, jadi secara bertahap patennya diproduksi dalam negeri, dan dengan cara ini bisa menurunkan harga obat," kata dia.

Saat ini, kata dia, BPOM tengah berusaha agar Indonesia diakui secara global dengan masuk dalam WHO Listed Authority (WLA). Jika bisa masuk, maka akan membukakan akses investasi lebih luas bagi Indonesia.

Untuk itu, BPOM memantau laboratorium uji klinis yang sudah ada di tanah air, salah satunya PT Equilab International. Sebab, WHO rencananya akan melihat langsung laboratorium uji klinis yang ada di Indonesia.

"Kita menginginkan kita masuk dalam daftar WHO Listed Authority. Nah, itu adalah posisi tertinggi dalam regulator di dunia, yang masuk ke situ dari hampir 200 negara, cuma ada 30 sekarang," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Equilab International Ronal Simanjuntak mengatakan, komitmen perusahaannya dalam mendukung program BPOM untuk meningkatkan kemandirian obat nasional.

Dirinya mengaku bertekad untuk menghasilkan produk-produk yang bermutu agar Indonesia bisa masuk ke dalam WHO WLA.

"Sehingga jumlah produk fitofarmaka di Indonesia akan semakin banyak, dan juga uji klinik, vaksin, dan juga produk terapetik juga lebih banyak di Indonesia, dan Equilab di sini kami sebagai provider yang melakukan uji-uji tersebut," ujar Ronal.

(Dhera Arizona)

SHARE