AS Akan Perpanjang Masa Jeda Tarif China Selama 90 Hari Lagi
Perpanjangan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum tengah malam di Beijing, ketika jeda 90 hari tersebut akan berakhir
IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang batas waktu tarif China selama 90 hari lagi.
Perpanjangan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum tengah malam di Beijing, ketika jeda 90 hari tersebut akan berakhir, mengutip seorang pejabat Gedung Putih.
Dilansir dari laman AlJazeera Selasa (12/8/2025), sebelumnya pada hari Senin, Trump mengatakan bahwa ia telah berdiskusi dengan sangat baik dengan China, karena Beijing menyatakan sedang mengupayakan hasil yang positif.
Jika batas waktu tersebut terlewati, bea masuk atas barang-barang China akan kembali ke posisi semula pada bulan April, yaitu 145 persen. Artinya, hal ini semakin memicu ketegangan antara dua mitra dagang terbesar dunia tersebut.
Meskipun AS dan China saling mengenakan tarif tinggi pada produk masing-masing tahun ini dan mengganggu perdagangan global, kedua negara pada bulan Mei sepakat untuk menurunkan tarif sementara dalam pertemuan para negosiator di Jenewa, Swiss.
Namun, jeda ini terjadi karena negosiasi masih berlangsung. Ketika ditanya tentang batas waktu pada hari Senin, Trump berkata: "Kita lihat saja nanti. Mereka telah berurusan dengan cukup baik. Hubungan kami sangat baik dengan Presiden China Xi Jinping dan saya sendiri," kata Trump.
"Kami berharap AS akan bekerja sama dengan China untuk menindaklanjuti konsensus penting yang dicapai selama panggilan telepon antara kedua kepala negara," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa Beijing juga berharap Washington akan berusaha mencapai hasil positif berdasarkan kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.
Kelly Ann Shaw, pejabat senior perdagangan Gedung Putih selama masa jabatan pertama Trump dan kini bekerja di Akin Gump Strauss Hauer & Feld, mengatakan ia memperkirakan Trump akan memperpanjang detente tarif 90 hari selama 90 hari lagi pada hari Senin.
"Ini bukan negosiasi ala Trump jika tidak berlangsung hingga tuntas," ujarnya.
"Alasan utama jeda 90 hari ini adalah untuk meletakkan dasar bagi negosiasi yang lebih luas, dan telah banyak perbincangan tentang berbagai hal, mulai dari kedelai, pengendalian ekspor, hingga kelebihan kapasitas selama akhir pekan," ujarnya.
Ryan Majerus, Mantan Pejabat Perdagangan AS yang kini bekerja di firma hukum King & Spalding, menyambut baik berita tersebut.
"Hal ini niscaya akan mengurangi kecemasan kedua belah pihak seiring berlanjutnya perundingan, dan seiring AS dan China berupaya mencapai kesepakatan kerangka kerja pada musim gugur. Saya yakin komitmen investasi akan menjadi faktor penting dalam setiap kesepakatan potensial, dan perpanjangan ini memberi mereka lebih banyak waktu untuk mencoba dan mengatasi beberapa kekhawatiran perdagangan yang telah lama ada," ujarnya.
Untuk saat ini, tarif baru AS untuk barang-barang China tahun ini mencapai 30 persen, sementara tarif Beijing untuk produk-produk AS adalah 10 persen.
Sejak kembali menjabat sebagai presiden pada bulan Januari, Trump telah mengenakan tarif timbal balik sebesar 10 persen kepada hampir semua mitra dagang, yang bertujuan untuk mengatasi praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh Washington.
Pasar relatif stagnan setelah berita perpanjangan ini. Nasdaq turun 0,07 persen, S&P 500 turun 0,08 persen. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun sekitar 0,4 persen pada pukul 15.30 di New York (19.30 GMT).
(kunthi fahmar sandy)