AS Cabut Seluruh Sanksi ke Suriah atas Permintaan Saudi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pencabutan seluruh sanksi terhadap Suriah pada Selasa (13/5/2025).
IDXChannel – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pencabutan seluruh sanksi terhadap Suriah pada Selasa (13/5/2025). Hal itu menyusul permintaan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).
Keputusan itu disebut menjadi angin segar bagi Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa yang berupaya memulihkan negaranya yang porak-poranda akibat perang. Trump membuat pengumuman mengejutkan ini di tengah lawatannya ke Timur Tengah, yang dimulai dari Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, menyambut keputusan Trump itu. Dia menyebut langkah AS itu sebagai titik balik penting bagi rakyat Suriah. "Langkah ini membuka jalan menuju stabilitas, kemandirian, dan rekonstruksi nyata pascaperang panjang yang meluluhlantakkan (Suriah)," katanya saat wawancara dengan kantor berita SANA, kemarin.
Salah satu sumber Gedung Putih mengonfirmasi kepada Alarabiyah bahwa Trump akan bertemu al-Sharaa di Arab Saudi pada Rabu (14/5/2025). Dua sumber kepresidenan Suriah juga menyebut al-Sharaa akan terbang ke Riyadh untuk bertemu Trump.
Sanksi AS terhadap Suriah diberlakukan sejak era pemerintahan Bashar al-Assad dan terus dipertahankan meski dia telah digulingkan pada Desember 2023 setelah 13 tahun perang. Arab Saudi menjadi salah satu pendorong utama pencabutan sanksi ini.
Trump menjelaskan, sanksi sebelumnya memiliki tujuan penting. Akan tetapi, kini sudah saatnya Suriah bangkit.
"Saya akan memerintahkan penghentian sanksi agar Suriah punya kesempatan meraih kejayaan. Ini waktu mereka bersinar. Semoga sukses Suriah, tunjukkan sesuatu yang luar biasa," ujar Trump di Forum Investasi Riyadh.
Ia juga mengumumkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Marco, akan bertemu Menlu Suriah, al-Shaibani, pekan ini.
Dalam cuitan di X, al-Shaibani berterima kasih kepada Arab Saudi. "Langkah ini adalah kemenangan kebenaran dan penegasan persatuan Arab. Diplomasi Saudi membuktikan diri sebagai suara akal sehat dan kebijaksanaan di dunia Arab. Dukungan ini mencerminkan komitmen nyata bagi persatuan dan stabilitas Suriah," tuturnya.
Pencabutan sanksi ini diharapkan dapat memacu rekonstruksi Suriah. Al-Shaibani mengatakan. "Dengan dukungan saudara-sara kami, terutama Arab Saudi, kami membuka halaman baru menuju masa depan yang layak bagi rakyat Suriah," katanya.
Kebijakan Trump ini menandai pergeseran besar pada pendekatan AS terhadap Suriah, yakni dari isolasi ke kerja sama. Ini sejalan dengan upaya negara Teluk memulihkan peran Suriah di kawasan. Namun, langkah ini juga menuai kritik dari kelompok yang menuding rezim Suriah masih melanggar HAM.
(Ahmad Islamy Jamil)