News

Banjir Akibat Luapan Sungai Bengawan Solo Berulang, Ini Rekomendasi BNPB

Dinar Fitra Maghiszha 20/02/2023 17:37 WIB

Perlu adanya penanganan yang intensif untuk mengatasi luapan sungai Bengawan Solo agar kejadian ini tidak terulang.

Banjir Akibat Luapan Sungai Bengawan Solo Berulang, Ini Rekomendasi BNPB. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, banjir yang terjadi akibat luapan sungai Bengawan Solo merupakan kejadian berulang. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, oleh karena itu perlu adanya penanganan yang intensif agar kejadian ini tidak terulang.

“Sebenarnya untuk Surakarta dan Sukoharjo, ini memang daerah di beberapa tempat yang terdampak ini daerah yang terdampak kemarin ini memang daerah yang sebenarnya risiko tinggi banjir,” kata dia saat Konferensi Pers secara virtual, Senin (20/2/2023).

Bahkan, banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo ini hampir setiap tahun terjadi. 

“Jadi (banjir) ini memang apa kita kalau kita lihat 2018 seperti itu 2019, 2020, 2022, artinya memang setiap tahun itu ada tapi mungkin intensitasnya berbeda-beda,” katanya.  

“Solo pun kalau kita kembali ke 1966 lalu, mungkin sekitar 50 tahun yang lalu lebih kurang ya, ya lebih dari 50 tahun yang lalu itu juga pernah terjadi banjir besar lebih dari 3  per 4 Kota terendam dan ini juga merupakan siklus mungkin kalau disebut siklus 50 tahun tetapi kita lihat setiap tahun itu ada banjir itu,” ungkap Abdul Muhari.

Aam pun mengingatkan kepada pemerintah daerah bahwa saat ini orientasinya adalah bagaimana agar mengurangi potensi banjir di masa yang akan datang. 

“Itu yang jadi perhatian dari Kepala BNPB waktu menyampaikan arahan beliau waktu berkunjung ke daerah terdampak hari Sabtu pagi lalu, kita lihat itu setiap tahun pasti terjadi meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda," jelas dia.

“Nah, pada saat rehabilitasi rekonstruksi di banjir tahun ini, harusnya orientasinya misalkan tidak hanya memperbaiki rumah yang rusak, tapi orientasi adalah bagaimana mengurangi potensi terjadinya kejadian serupa di masa yang akan datang,” kata Abdul Muhari.

Lebih lanjut, Abdul Muhari mendorong dilakukan identifikasi dimana saja luapan air Bengawan Solo sehingga bisa dilakukan tindak lanjut seperti pembangunan tanggul, kemudian relokasi masyarakat di bantaran sungai yang berpotensi tinggi terdampak banjir, ataupun melakukan pengerukan di sungai yang terjadi sedimentasi tinggi.

“Misalkan kalau kita sudah bisa mengidentifikasi luapan air itu dari titik Sungai kali ini di sini, artinya pada fase tanggap darurat saat ini apakah tanggulnya kita tinggikan atau kalau misalkan ada penduduk di sepanjang daerah bantaran sungai yang bisa menyebabkan penyempitan kita mungkin relokasi ke tempat yang lebih layak dibanding dari di sepanjang bantaran sungai atau ketika kita lihat ini mungkin sedimentasi nya sudah tahu tinggi kita keruk dulu,” ungkapnya.

“Nah ini harus kita lakukan pada fase rehab rekon ini supaya fase rehabilitasi dan rekonstruksi ini bisa berfungsi sebagai awal mitigasi untuk bencana serupa di masa depan,” tandasnya. 

(SLF)

SHARE