Bank Sentral Korea Khawatir Perang Dagang AS-China Bikin Volatilitas Nilai Tukar Won
Bank Sentral Korsel waspadai dampak perang dagang AS-China terhadap nilai tukar won, arus modal asing, dan volatilitas ekonomi domestik.
IDXChannel- Bank Sentral Korea Selatan (BOK) menyebut perang dagang Amerika Serikat dan China akan meningkat risiko arus keluar dan volatilitas atau ketidakstabilan nilai tukar mata uang.
Dilansir Channel News Asia, Kamis (13/3/2025), Bank Sentral Korsel mengeluarkan laporan kebijakan moneter menyikapi perang dagang China dan AS. BOK menyebut situasi tersebut sangat mempengaruhi posisi nilai tukar won.
"Mengingat nilai won sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai yuan dan juga dolar, ada kemungkinan volatilitas nilai tukar dolar-won akan meningkat secara signifikan," kata BOK dalam laporannya.
Untuk itu, BOK akan terus memantau secara ketat investasi asing dan pergerakan mata uang. BOK juga mewaspadai investor asing yang menarik uangnya dari Korsel.
Won telah menguat 1,6 persen terhadap USD sepanjang tahun ini. Namun nilai turun 14 persen dibanding tahun lalu dam menjadikannya salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.
Selain itu, BOK pada 25 Februari memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Penurunan itu secara signifikan menurunkan perkiraan PDB dan pelonggaran moneter ketiga sejak mulai memangkas suku bunga dari level tertinggi dalam 15 tahun terakhir di Oktober.
Korsel saat ini sedang bergulat dengan dampak ekonomi dari perang tarif dari pemerintah AS. Tarif AS kemungkinan besar akan menggerogoti keuntungan perusahaan-perusahaan Korsel.
Tak hanya itu, deklarasi darurat militer Presiden Korsel nonaktif Yoon Suk Yeol menambah buruk situasi. Deklasri itu membuat sentimen konsumen dalam negeri berkurang.
(Ibnu Hariyanto)