News

Bantu Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut, Polri Belum Terima Obat

Carlos Roy Fajarta Barus 03/11/2022 12:34 WIB

Polri belum mendapat pasokan obat gagal ginjal akut pada anak meskipun sudah menyiapkan sebanyak 50-60 rumah sakit untuk menangani penyakit tersebut.

Bantu Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut, Polri Belum Terima Obat. (Carlos Roy/MNC Media)

IDXChannel - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) belum mendapatkan obat gagal ginjal akut pada anak. Meskipun lembaga tersebut telah menyiapkan sebanyakk 50-60 rumah sakit untuk menangani penyakit tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Irjen Pol  Asep Hendradiana dalam kegiatan The 14Th Forensic Sciences Network (AFSN) Annual Meeting and Symposium 2022 di Auditorium Gedung  PTIK, Jalan Tirtayasa, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta pada Kamis (3/11/2022).

"Sejauh ini obat belum ada. Tapi kalau rencananya ada akan kita bagikan secara gratis. Tapi sampai sekarang kita belum dapat," ujar Asep kepada awak media.

Asep mengaku terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait perihal temuan kasus gagal ginjal akut pada anak.

"Kita juga berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan dinas kesehatan setempat. Dan itu juga akan dilaporkan secara berjenjang," ungkap Asep.

Saat ini yang Asep mengungkapkan di RS Bhayangkara belum banyak ditemukan kasus gagal ginjal akut. Kalaupun ada beberapa kasus tertentu, pihaknya langsung berkolaborasi dengan rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat.

"Kalaupun ada kasus tertentu kita laporkan dan kita kerja samakan dengan Rumah Sakit yang memang memiliki fasilitas pengobatan seperti RSCM, Dokter Sutomo, dan RS lain rujukan yang ditunjuk pemerintah," kata Asep.

Sebagaimana diketahui, hingga 31 Oktober 2022, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mendeteksi 304 kasus gagal ginjal akut pada anak.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril menyebutkan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau acute kidney injuries (AKI) pada anak di tanah air mencapai 304 kasus yang terjadi di 27 provinsi dengan fatality rate atau tingkat kematian 159 anak (52 persen).

(FRI)

SHARE