News

Bencana Beruntun Terjadi pada Akhir Mei 2025, Ini Penjelasan BNPB

Danandaya Arya Putra 02/06/2025 07:52 WIB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di Tanah Air.

Bencana Beruntun Terjadi pada Akhir Mei 2025, Ini Penjelasan BNPB. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di Tanah Air. Kejadian bencana masih didominasi oleh fenomena hidrometeorologi basah seperti angin kencang dan curah hujan tinggi di sejumlah daerah. 

"Di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Hujan deras disertai angin kencang yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tenggara pada Jumat, (30/5/2025) pukul 19.30 WIB telah mengakibatkan kerusakan di sejumlah permukiman warga dan fasilitas umum," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Bencana tersebut berdampak pada tiga kecamatan dan lima desa, yakni Kecamatan Babussalam di Desa Batumbulan Baru dan Desa Alas Merancar, Kecamatan Badar di Desa Kuta Tinggi, serta Kecamatan Deleng Pokhisen di Desa Kaya Pangur dan Desa Beriring Naru. 

Embusan angin kencang dan hujan lebat merusak 18 unit rumah warga, sementara akses jalan umum serta jaringan kabel listrik PLN juga turut terdampak.

"Sebanyak 18 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 80 jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat untuk sementara waktu. Proses pendataan masih terus dilakukan oleh petugas terkait untuk memastikan jumlah korban terdampak dan kerusakan yang terjadi," katanya.

Sementara, angin kencang juga dilaporkan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kejadian ini berdampak langsung pada warga Kelurahan Kual Lau Bicik.

"Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Kutalimbaru pada Jumat (30/5/2025) pukul 16.00 WIB menyebabkan tumbangnya sejumlah pohon besar yang menimpa permukiman warga dan jaringan kabel listrik PLN," kata Abdul.

Sebanyak delapan KK dilaporkan terdampak akibat kejadian tersebut. Pohon tumbang juga menyebabkan delapan rumah warga rusak ringan serta berdampak pada satu fasilitas umum dan jaringan kabel listrik yang mengakibatkan gangguan kelistrikan di sekitar lokasi.

Banjir juga terjadi di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, akibat meluapnya drainase permukiman. Luapan air mengakibatkan banjir di tiga wilayah administrasi, yakni Kelurahan Puserren, Kelurahan Juppandang, dan Desa Karueng di Kecamatan Enrekang.

"Hujan deras dengan intensitas tinggi kembali melanda Kabupaten Enrekang pada Sabtu, (31/5) sekitar pukul 15.30 WITA, yang mengakibatkan meluapnya drainase di kawasan permukiman padat penduduk," kata Abdul.

Sebanyak 49 KK terdampak akibat peristiwa ini, dengan total 43 unit rumah warga yang terendam. Tak hanya itu, enam fasilitas kantor pemerintahan turut terdampak termasuk Kantor Camat, Kantor Polisi, Kantor Kodim, Kantor Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Kantor Inspektorat, serta Kantor Dinas Kesehatan.

Kondisi cuaca di lokasi masih dilaporkan hujan dengan intensitas sedang, yang berpotensi memperlambat proses penanganan di lapangan. BPBD dan unsur terkait terus bersiaga untuk memastikan keselamatan warga dan meminimalkan dampak lanjutan.

Di wilayah lain, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tengah, bencana banjir kembali terjadi di Kabupaten Parigi Moutong. Bencana banjir yang melanda lima desa di wilayah Kecamatan Moutong. 

"Kejadian ini berlangsung pada Minggu pagi (1/6/2025), sekitar pukul 06.00 WITA, menyusul hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dengan intensitas tinggi," ujarnya.

Akibat hujan deras tersebut, Sungai Moutong meluap dan menyebabkan banjir yang merendam pemukiman warga di Desa Moutong Tengah, Moutong Utara, Moutong Timur, Moutong Barat, serta Desa Lobu. 

Luapan air sungai tidak dapat terbendung dan menggenangi rumah-rumah warga, menyebabkan kepanikan dan kerusakan di sejumlah titik permukiman. Pendataan rinci terkait dampak terhadap rumah dan infrastruktur masih dalam proses.

"Saat ini, kondisi banjir dilaporkan belum surut, dan wilayah-wilayah terdampak masih berada dalam keadaan darurat. TRC BPBD Kabupaten Parigi Moutong berada di lokasi kejadian melakukan pendataan di lapangan sekaligus memprioritaskan kebutuhan evakuasi warga yang berada di lokasi-lokasi berisiko tinggi," ujarnya.

BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir dan angin kencang akibat hujan deras dan cuaca ekstrem meski sudah memasuki musim kemarau. Siapkan perlengkapan darurat dan ikuti arahan evakuasi jika diperlukan demi keselamatan bersama.

(Dhera Arizona)

SHARE