News

Berkunjung ke China, Kanselir Jerman Bahas Ekonomi, Bisnis, hingga Perang

Febrina Ratna 04/11/2022 17:05 WIB

Kanselir Jerman Olaf Scholz berkunjung ke Beijing, China untuk membahas ekonomi, peluang kerja sama, hingga perang.

Berkunjung ke China, Kanselir Jerman Bahas Ekonomi, Bisnis, hingga Perang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kanselir Jerman Olaf Scholz tiba di Beijing pada Jumat (4/11/2022) dalam rangka kunjungan satu hari yang akan membahas ekonomi, peluang kerja sama, hingga perang. Meskipun, kunjungan itu menuai kritik dari Uni Eropa.

Dilansir dari AP News pada Jumat (04/11/2022), Kedutaan Besar Jerman mengonfirmasi kedatangan Scholz dan delegasi bisnis yang bepergian bersamanya. Dia dijadwalkan untuk menerima sambutan resmi dari presiden dan kepala Partai Komunis Xi Jinping, serta mengadakan makan siang kerja dan bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang.

Terlepas dari perselisihan politik mereka, kunjungan Scholz mencerminkan pentingnya hubungan perdagangan Jerman dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China. Scholz mengatakan kepada harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung, dia bepergian ke Beijing sebagai upaya untuk membuka peluang bisnis.

"Jelas bahwa jika China berubah, cara kita berurusan dengan China juga harus berubah," kata Scholz. Dia menambahkan bahwa "kita akan mengurangi ketergantungan sepihak dalam semangat diversifikasi yang cerdas."

Scholz juga mengatakan dia akan membahas "masalah sulit" seperti hak-hak etnis minoritas di Xinjiang. Scholz merupakan pemimpin pertama dari kelompok negara G7 yang bertemu dengan Xi sejak dimulainya pandemi COVID-19 pada 2019.

Perjalanan yang rumit secara diplomatis itu sedikit kontroversial karena Jerman dan Uni Eropa saat ini memantau pemerintahan Beijing yang semakin tegas dan otoriter. Pesan-pesan Scholz akan menghadapi pengawasan ketat, terutama dari negaranya di mana beberapa orang mengkritiknya karena menganggap biasa perilaku China.

Sementara pemerintahannya yang berusia hampir setahun telah mengisyaratkan kebijakan terkait trade-first yang digagas pendahulunya Angela Merkel. Kunjungan tersebut juga dapat menimbulkan perselisihan domestik atas investasi besar perusahaan pelayaran China di terminal peti kemas di pelabuhan penting Jerman Hamburg.

Dengan China masih memberlakukan pembatasan COVID-19 yang ketat, delegasinya tidak akan tinggal di Beijing dalam semalam. Kunjungan Scholz bertepatan setelah Xi ditunjuk untuk masa jabatan ketiga sebagai kepala Partai Komunis yang berkuasa dan mempromosikan sekutu yang mendukung visinya atas kontrol yang lebih ketat atas masyarakat dan ekonomi.

Hal itu juga disertai dengan meningkatnya ketegangan atas Taiwan dan mengikuti laporan PBB yang mengatakan pelanggaran hak asasi manusia Tiongkok terhadap warga Uighur dan kelompok etnis lainnya dapat dianggap sebagai pelanggaran HAM.

Para pejabat Jerman mengatakan perjalanan itu dimaksudkan untuk menyelidiki langkah China ke depannya dan bentuk kerja sama apa yang mungkin terjadi antara kedua negara tersebut.

Seorang pejabat menunjuk "tanggung jawab khusus" China sebagai sekutu Rusia untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina dan menekan Moskow untuk meredam retorika nuklirnya; dan terhadap kekhawatiran atas ketegangan di Taiwan dan kawasan yang lebih luas.

Di sisi lain, Jerman ingin menjalin hubungan ekonomi; dan untuk status Scholz saat ini sebagai ketua G7 yang merupakan kekuatan industri tahun ini.

Penulis: Ahmad Fajar

(FRI)

SHARE