News

Bio Farma Kantongi Izin Edar BPOM Produk Deteksi Dini Kanker

Nur Ichsan Yuniarto 21/05/2025 18:56 WIB

Bio Farma mengantongi Nomor Izin Edar dariBPOM untuk produk deteksi dini kanker.

Bio Farma Kantongi Izin Edar BPOM Produk Deteksi Dini Kanker (Bio Farma)

IDXChannel - Induk Holding BUMN Farmasi Indonesia, PT Bio Farma (Persero) mengantongi Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk deteksi dini kanker.

Produk 18-F Fluorodeoxyglucose (FDG) dengan merek dagang FloDeg merupakan produk radiofarmaka penting dalam diagnostik kanker berbasis Positron Emission Tomography (PET-Scan) yang pertama mendapatkan izin edar di Indonesia.

NIE diserahkan secara langsung oleh Kepala Badan POM, Taruna Ikrar kepada Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati 

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, BPOM mendorong pengembangan produk yang berhubungan dengan produk inovatif, salah satunya radiofarmaka untuk menghadapi penyakit khususnya kanker.

“Radiofarmaka itu penting, kita tahu banyak penyakit yang bisa dipercepat penyembuhannya lewat penggunaan radiofarma, salah satunya adalah penyakit kanker," kata Taruna Ikrar, Rabu (21/5/2025).

Dia menambahkan, Radiofarmaka merupakan produk inovatif untuk menghadapi tantangan cepatnya perkembangan penyakit dewasa ini.

"Kemarin, kita menghadapi kanker dengan metode kemoterapi dan radioterapi, namun saat ini, radiofarmaka menjadi salah satu metode terbaru dalam menghadapi kanker. Kami meyakini Bio Farma bisa semakin melayani masyarakat," katanya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan tiga tantangan besar dalam sektor kesehatan Indonesia saat ini.

“Di era ini, bangsa kita menghadapi berbagai tantangan di aspek kesehatan. Pertama, berkembangnya penyakit baru. Kedua, lebih dari 90 persen Bahan Baku Obat kita masih impor, artinya kita sangat tergantung pada negara lain," katanya.

Namun secara bertahap, kata Ikrar, BPOM mengajak berbagai pihak untuk mengurangi ketergantungan tersebut sampai setidaknya mencapai angka 50 persen.

"Ketiga, SDM kita ditantang oleh perkembangan teknologi yang pesat. Oleh karena itu, peran berbagai stakeholder kesehatan sangat penting dalam menyikapi tantangan ini.” kata Taruna Ikrar.

Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati mengatakan, dikantonginya NIE ini menandai pencapaian Bio Farma untuk mewujudkan kemandirian nasional di bidang radiofarmasi.

"Ini menjadi tonggak penting dalam transformasi Bio Farma sebagai pemain utama industri farmasi berteknologi tinggi. Ini membuka jalan bagi kemandirian teknologi radiofarmasi, yang selama ini sangat bergantung pada impor," kata Yuliana.

Melalui penerbitan NIE ini, kata Yuliana, Bio Farma akan memproduksi dan mendistribusikan FDG secara nasional dari fasilitas produksi berlisensi dengan standar  cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

"Untuk mendukung rumah sakit rujukan nasional dan fasilitas onkologi di berbagai daerah," kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE