Black Box Pesawat Air India Ditemukan, Keluarga Korban Tunggu Jawaban
Kotak hitam atau black box telah ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad.
IDXChannel - Kotak hitam atau black box telah ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Air India di Ahmedabad. Hal tersebut diungkap Menteri Penerbangan Sipil India pada Jumat.
Dilansir dari laman BBC Sabtu (14/6/2025), perekam data penerbangan ditemukan dalam waktu 28 jam oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), saat Ram Mohan Naidu Kinjarapu mengonfirmasi.
Diketahui, penumpang pesawat dalam penerbangan menuju London tersebut tewas ketika pesawat itu jatuh di kawasan permukiman kurang dari 60 detik setelah lepas landas. Namun, ada satu penumpang yang berhasil selamat saat kejadian nahas tersebut.
Seorang pejabat mengatakan kepada BBC bahwa sedikitnya delapan orang sekitar jatuhnya pesawat juga dilaporkan meninggal dunia.
"Penemuan kotak hitam ini menandai langkah penting dalam investigasi dan akan secara signifikan membantu penyelidikan atas bencana tersebut," kata Kinjarapu.
Pesawat biasanya membawa dua kotak hitam atau perekam data elektronik yang kecil di mana satu kotak merekam data penerbangan, seperti ketinggian dan kecepatan. Kotak lainnya merekam suara dari kokpit, sehingga penyelidik dapat mendengar apa yang dikatakan pilot dan mendengarkan suara-suara yang tidak biasa.
AAIB memimpin penyelidikan penyebab kecelakaan, dibantu oleh tim dari AS dan Inggris. Kepala Eksekutif Boeing Kelly Ortberg mengatakan perusahaan mendukung penyelidikan tersebut.
Air India mengatakan ada 169 warga negara India, 53 warga Inggris, 7 warga Portugal, dan 1 warga Kanada di pesawat Boeing 787 Dreamliner yang jatuh usai lepas landas Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad pada pukul 13:39 waktu setempat (08:09 GMT). Padahal penerbangan AI171 dijadwalkan mendarat di Bandara Gatwick London pada pukul 18:25 BST.
Pada hari Jumat, puing-puing masih berserakan di lokasi kecelakaan, termasuk sayap pesawat yang menghitam, dengan potongan-potongan besar pesawat tersangkut di bangunan. Penyelidik tiba di lokasi kejadian dan kerumunan orang dipindahkan lebih jauh dari puing-puing.
Seorang dokter mengatakan kepada BBC, mereka mengandalkan DNA dari kerabat untuk mengidentifikasi para korban. Seorang pejabat polisi di ruang otopsi juga menyebut kepada 6 jenazah telah diserahkan kepada keluarga, karena kerabat mereka dapat mengidentifikasi mereka berdasarkan fitur wajah.
Satu-satunya yang selamat dari kecelakaan itu, warga negara Inggris Vishwashkumar Ramesh, yang duduk di kursi 11A dalam penerbangan itu, masih dalam pemulihan di rumah sakit. "Saya masih tidak percaya bagaimana saya bisa selamat," katanya kepada penyiar pemerintah India DD News pada hari Kamis.
"Awalnya, saya pikir saya akan mati. Saya berhasil membuka mata, membuka sabuk pengaman, dan mencoba keluar dari pesawat," kata Ramesh, 40 tahun, yang mengalami luka bakar di tangan kirinya.
Dia mengatakan dirinya melihat awak pesawat dan penumpangnya tewas di depan matanya. Sementara itu, keluarga lainnya masih menunggu kabar dari kerabat mereka.
Imtiaz Ali, yang saudara laki-lakinya bernama Javed dan keluarganya berada di dalam pesawat. Ali menuturkan, hingga ia melihat jasad saudaranya, ia tidak akan percaya bahwa saudaranya telah meninggal.
"Jika saya bersedih dan mulai menangis, maka saya akan tak terkendali. Tidak seorang pun akan dapat menghentikan saya, hati saya akan hancur," tuturnya.
Pesawat itu jatuh di daerah permukiman bernama Meghani Nagar yang baru saja lepas landas sehingga berdampak sangat parah di mana puing-puing pesawat menyebar hingga 200 m (656 kaki), menurut para saksi.
Masih belum jelas berapa banyak korban tewas di dekat lokasi kejadian, tetapi BBC telah diberi tahu bahwa sedikitnya 8 orang, yang tidak berada di dalam pesawat. Dr Minakshi Parikh, Dekan BJ Medical College dan Rumah Sakit Sipil, mengatakan empat mahasiswa mereka tewas saat pesawat itu menabrak gedung-gedung di kampus.
"Ada juga empat kerabat dokter kami yang berada di kampus saat pesawat itu jatuh, mereka juga tewas," kata Dr Parikh.
"Kami hanya mengandalkan pencocokan DNA untuk mengidentifikasi mereka dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami lakukan dengan tergesa-gesa.Kami bekerja dengan tulus. Kami ingin kerabat mengerti, dan sedikit bersabar. Kami ingin menyerahkan jenazah ke keluarga sesegera mungkin," ujar dia.
(kunthi fahmar sandy)