News

BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem di Perairan Selat Sunda hingga Lombok

Muhammad Refi Sandi 05/07/2025 08:47 WIB

Menurutnya cuaca ekstrem perairan Indonesia diperparah dengan fenomena angin timuran dalam sepekan terakhir.

BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem di Perairan Selat Sunda hingga Lombok (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo mengimbau masyarakat terutama di jalur penyebrangan antar pulau agar mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi memicu gelombang tinggi dan angin kencang di sejumlah wilayah seperti Selatan Sunda, Bali, hingga Lombok. 

Menurutnya cuaca ekstrem perairan Indonesia diperparah dengan fenomena angin timuran dalam sepekan terakhir.

"Cuaca ekstrem di laut, termasuk gelombang tinggi dan angin kencang, saat ini lebih dominan dipicu oleh penguatan angin timuran yang cukup kuat dalam sepekan terakhir," ujar Eko saat dikonfirmasi, Sabtu (5/7/2025).

"Wilayah-wilayah perairan yang perlu diwaspadai antara lain Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT; Selat Sunda bagian selatan; perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba; Selat Bali, Lombok, dan Alas bagian selatan; Laut Banda; dan Laut Arafuru," katanya.

Eko menjelaskan kondisi cuaca perairan Indonesia dalam sepekan terakhir, kondisi gelombang laut di berbagai wilayah perairan Indonesia terpantau berada pada kategori rendah hingga sedang (0.5 – 2.5 meter). 

Wilayah selatan Indonesia, khususnya yang terpapar langsung angin timuran, menunjukkan peningkatan signifikan dengan gelombang berkisar antara 1.25 – 2.5 meter.

"BMKG mengingatkan bahwa kondisi cuaca laut dapat berubah secara cepat, sehingga diperlukan kewaspadaan dari operator pelayaran, nelayan, dan masyarakat pesisir dalam merencanakan aktivitas di laut," tuturnya.

Lebih lanjut, Eko meminta masyarakat khususnya operator kapal penyebrangan maupun nelayan agar memperhatikan informasi terkini cuaca perairan Indonesia sebelum melaut.

"BMKG secara aktif mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi apabila terdeteksi adanya perubahan kondisi laut yang signifikan atau ekstrem, serta menyampaikan informasi cuaca maritim rutin melalui laman resmi," kata dia.

Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 00.15 WITA pada Kamis (3/7/2025) muncul kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain, terhadap. KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal.

Sekitar pukul 00.19 WITA KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami black out alias insiden di tengah laut. Total ada sebanyak 53 penumpang dalam manifes, dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal itu juga membawa 22 kendaraan berbagai macam jenis.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE