BNPB Imbau Pemerintah Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi Basah
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengimbau pemerintah daerah siap siaga menghadapi bencana hidrometeorologi basah.
IDXChannel - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengimbau pemerintah daerah siap siaga menghadapi bencana hidrometeorologi basah.
Hal itu disampaikan saat menghadiri Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Potensi Bencana Hidrometeorologi di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Paling banyak bencana hidrometeorologi basah yaitu banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrim ada 1000 lebih," ujar Suharyanto dalam keterangan resmi, Selasa (19/11/2024).
Adanya potensi bencana hidrometeorologi basah yang diprediksi terjadi pada November dan Desember. BNPB mengimbau seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, salah satunya dengan melakukan apel kesiapsiagaan personel dan juga peralatan.
Tujuannya untuk mengetahui kekuatan daerah dalam menghadapi potensi terjadinya hidrometeorologi basah. "Segera melaksanakan apel kesiapsiagaan, dari BNPB akan keliling bersama-sama daerah untuk apel siap siaga," tuturnya.
Menurut dia, BNPB telah melakukan mapping dan harapannya pemda tingkat kabupaten/kota dan provinsi ikut melakukan mapping. Dengan data tersebut, harapannya bisa meningkatkan mitigasi dan meminimalisir dampak dari bencana.
"Bencana tidak bisa kita cegah, tetapi yang harus kita upayakan kurangi dampaknya, baik kerusakan infrastruktur dan korban meninggal dunia dan luka-luka," katanya.
Kepala BNPB pada kesempatan itu turut mengimbau kepada pemerintah daerah untuk dapat cepat menetapkan status siaga darurat bencana, khususnya di daerah yang berpotensi terjadi bencana.
Menurut dia, masing-masing daerah segera kuasai betul titik-titik berdasarkan sejarah bencana yang pernah terjadi. Pemda juga diharapkan tidak terlambat menetapkan status siaga darurat jika ada potensi bahaya akibatkan bencana hidrometeorologi basah di akhir tahun.
Dengan begitu, pemerintah pusat hingga pemerintah daerah melaksanakan langkah-langkah penanganan yang komprehensif. "Kabupaten kota segera keluarkan status, kami turun membantu. Logistik yang dibantu biasanya mobil dapur umum lapangan, perahu, genset, pompa air semuanya berdasarkan kebutuhan di daerah masing-masing," tuturnya.
Ia berharap, dengan adanya penetapan status siaga darurat tersebut, BPBD dapat merespons dengan cepat ketika bencana terjadi. "Daerah melalui BPBD ketika terjadi bencana 3 X 24 jam harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sebelum nanti pemerintah pusat datang membantu," ujar Suharyanto.
(Febrina Ratna)