News

BYD Dituntut USD45,5 Juta Akibat Dugaan Perbudakan di Proyek Pabrik Brasil

Febrina Ratna Iskana 28/05/2025 19:37 WIB

Jaksa di Brasil menggugat BYD dan dua kontraktornya atas dugaan perdagangan manusia dan kondisi yang mirip perbudakan di lokasi pabriknya.

BYD Dituntut USD45,5 Juta Akibat Dugaan Perbudakan di Proyek Pabrik Brasil. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Jaksa Penuntut di Brasil menggugat raksasa kendaraan listrik (EV) China, BYD, dan dua kontraktornya atas dugaan perdagangan manusia dan kondisi yang mirip perbudakan di lokasi pembangunan pabrik di negara tersebut.

Seperti dilansir dari BBC, Rabu (28/5/2025), Kantor Kejaksaan Tenaga Kerja Umum (MPT) di negara bagian Bahia mengatakan ada 220 pekerja China diselamatkan setelah memulai penyelidikan atas pengaduan anonim.

MPT menuntut ganti rugi sebesar 257 juta real Brasil atau setara USD45,5 juta dari ketiga perusahaan tersebut.

BYD tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BBC. Tetapi sebelumnya mereka mengatakan: "tidak menoleransi pelanggaran hak asasi manusia dan undang-undang ketenagakerjaan."

Pihak berwenang menghentikan pembangunan pabrik akhir tahun lalu setelah para pekerja ditemukan tinggal di akomodasi sempit dengan kondisi kenyamanan dan kebersihan yang minim.

Kejaksaan menemukan beberapa pekerja tidur di tempat tidur tanpa kasur dan satu toilet digunakan bersama oleh 31 orang.

MPT juga menuduh paspor staf lokasi konstruksi disita dan mereka bekerja berdasarkan kontrak kerja dengan klausul ilegal, jam kerja yang melelahkan, dan tidak mendapat waktu istirahat mingguan.

Jaksa penuntut mengatakan bahwa gaji para pekerja tersebut ditahan hingga 70 persen dan diminta biaya tinggi jika ingin mengakhiri kontrak mereka.

"Kondisi seperti perbudakan", sebagaimana didefinisikan oleh hukum Brasil, mencakup ikatan utang dan pekerjaan yang melanggar martabat manusia.

Pabrik BYD di Brasil

Adapun, BYD membangun pabrik di Kota Camacari di timur laut Brasil. Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi pada Maret 2025 dan ditetapkan sebagai pabrik EV pertama BYD di luar Asia.

Sebelumnya,  BYD membuka pabrik pertama di São Paulo pada 2015 yang memproduksi rangka untuk bus listrik.

Adapun BYD menjadi salah satu pembuat EV terbesar di dunia. Pada April 2025, penjualannya mengalahkan Tesla milik Elon Musk di Eropa untuk pertama kalinya, menurut firma riset industri mobil Jato Dynamics.

Perusahaan tersebut juga tengah berupaya untuk meningkatkan kehadirannya di Brasil, yang merupakan pasar luar negeri terbesarnya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE