Cegah Lonjakan Gagal Ginjal Akut, Faskes Diminta Alihkan Obat Sirop ke Tablet
Dinkes mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan obat berbentuk sirop atau kemasan cair untuk sementara waktu.
IDXChannel - Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta petugas fasilitas kesehatan (Faskes) baik apotek, klinik, puskesmas hingga Rumah Sakit untuk menghentikan sementara penggunaan obat dalam bentuk sirop dan mengalihkannya ke bentuk tablet atau lainnya.
Hal itu sebagai upaya mencegah lonjakan kasus Gagal Ginjal Akut terutama pada anak. "Saat ini kita prinsipnya menghentikan sementara penggunaan obat sirop dan mengalihkannya pada bentuk lain seperti arahan Kementerian Kesehatan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam konferensi pers secara virtual dikutip, Jumat (21/10/2022).
Dwi juga mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan obat berbentuk sirop atau kemasan cair untuk sementara waktu.
"Pilih lebih dulu obat dalam bentuk tablet atau lainnya, apalagi untuk anak-anak ya, yang memang selama ini tentu paling banyak untuk penggunaan obat-obat sirup," ujarnya.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan soal penarikan obat berbentuk sirop dari pasaran masih menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Jadi itu (penarikan dari pasaran) merupakan kewenangan pusat dan bukan kewenangan kami terkait kebijakan tersebut. Saat ini kami menunggu dan mengikuti arahan pusat," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta Widyastuti menyebut sebanyak 71 kasus gagal ginjal akut misterius ada di Ibu Kota berdasarkan data Rabu (19/10).
"Data sementara yang sudah kita olah Januari sampai 19 Oktober kemarin ada 71 kasus terlaporkan 60 kasus (85%) adalah usia balita dan 11 kasus (15%) adalah usia 5-18 tahun," kata Widyastuti di Labkesda DKI, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2022).
Widyastuti menambahkan sebanyak 40 pasien meninggal dunia akibat gagal ginjal akut misterius. Sementara dari 71 kasus 35 diantaranya berdomisili di Jakarta sisanya wilayah penyangga.
"Status terkahir ya 40 meninggal sejak Januari, 16 perawatan, dan 15 sembuh, jenis kelamin sebagian besar laki-laki, kemudian wilayah domisili dari 71 kasus tadi 35 berdomisili di DKI Jakarta, kemudian 9 Banten, Jawa barat 16 kasus, dan Jabodetabek 7 kasus," ucap Widyastuti.
(SAN)