Cerita Prabowo Ditelepon Sejumlah Kepala Negara Usai Pidato di Sidang Umum PBB
Prabowo menceritakan sejumlah kepala negara sahabat meneleponnya usai pidato di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, AS.
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menceritakan sejumlah kepala negara sahabat meneleponnya usai pidato di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS).
Prabowo menyebut sejumlah kepala negara memberikan apresiasi terhadap sikap Indonesia terhadap isu global yang disampaikan dalam pidatonya.
“Ya, beberapa Kepala Negara nelepon saya. Ada yang datang juga ke saya. Mereka terkesan oleh sikap Indonesia yang benar-benar ingin mencari titik tengah, kita ingin mencari penyelesaian yang substantif,” kata Prabowo dalam keterangannya, dikutip Minggu (28/9/2025).
Prabowo juga menyampaikan hasil yang dibawa setelah melakukan lawatan ke empat negara. Terutama menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama Indonesia di bidang diplomasi, ekonomi, pertahanan, dan hubungan antarbangsa.
“Alhamdulillah perjalanan cukup lama. Tapi saya kira bermanfaat, produktif. Kita dapat sambutan yang baik di mana-mana. Dan alhamdulillah pertemuan-pertemuan di PBB sangat produktif,” ujar Prabowo.
Di New York, Amerika Serikat, Prabowo menyampaikan pandangan Indonesia dalam Sidang Umum PBB. Menurutnya, sambutan positif dari berbagai pemimpin dunia membuka peluang tercapainya langkah konkret untuk isu-isu global, khususnya konflik di Palestina.
“Mudah-mudahan ada terobosan dalam beberapa hari ini. Ya kita berdoa. Saya lihat ada itikad baik dari banyak pihak. Kita segera butuh gencatan senjata untuk rakyat Gaza dan penyelesaian yang substantif. Jadi saya kira alhamdulillah kunjungan saya bawa manfaat,” katanya.
Dalam kunjungan ke Kanada, Prabowo menyaksikan penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), sebuah kesepakatan perdagangan bebas yang telah lama dinegosiasikan.
“Ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa, dengan Eropa 10 tahun, dengan Kanada juga berapa tahun. Terobosan,” jelas Presiden.
Sementara di Belanda, Presiden diterima oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag. Presiden mengungkapkan apresiasinya atas langkah Belanda yang mengembalikan 30 ribu artefak bersejarah kepada Indonesia.
“Saya kira itikad baik dari Belanda ingin memelihara hubungan baik dengan kita. Kemudian Ratu juga seorang, ternyata seorang ahli keuangan dan akan ke sini tanggal 25 November untuk diskusi sama ahli-ahli keuangan kita. Bagaimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB,” tuturnya.
(Febrina Ratna Iskana)