News

Cerita Zalfa, Anak Petani Cokelat yang Lolos Seleksi Paskibraka Nasional meski Terkendala Ekonomi

Danandaya Arya Putra 11/08/2025 17:54 WIB

Zalfa sempat terkendala ekonomi selama mengikuti proses seleksi dari tingkat Kabupaten/Kota.

Cerita Zalfa, Anak Petani Cokelat yang Lolos Seleksi Paskibraka Nasional meski Terkendala Ekonomi (Danandayar Arya P/iNews Media Group)

IDXChannel - Seleksi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Nasional selalu menyisakan cerita.

Kali ini, datang dari Zalfa Naqiyya. Anak dari petani cokelat di Sulawesi Barat ini lolos seleksi untuk ikut mengibarkan bendera pusaka di Istana Negara pada Minggu mendatang (17/8/2025). 

Zalfa sempat terkendala ekonomi selama mengikuti proses seleksi dari tingkat Kabupaten/Kota.

"Nah selama seleksi itu banyak kendala, kendala yang paling berat itu ini, masalah ekonomi," kata Zalfa di pusat pelatihan taman Wiladatika Cibubur, Senin (11/8/2025).

"Karena orang tua saya cuma petani, bapak saya petani coklat, ibu saya cuma ibu rumah tangga," lanjutnya.

Zalfa menambahkan, dirinya mempunyai kakak dan seorang adik. Hal inilah yang membuat orang tuanya terkendala biaya. 

"Saya tiga bersaudara, kakak saya sekarang ini sedang kuliah, terus adik saya baru masuk SMP. Jadi otomatis banyak pengeluaran lah, jadi gara-gara ekonomi sih kalau kendalanya," kata dia.

Dirinya sempat kesulitan untuk membeli peralatan pendukung paskibraka. Lalu biaya transportasi selama mengikuti seleksi.

"Pas (seleksi tingkat) kabupaten kan transportasinya itu kayak bayar sendiri. Terus alhamdulillah di provinsi dibayarin. Pas berangkat ke sini, ke seleksi untuk nasional, disitu biaya sendiri lagi," kata dia.

Meski begitu, keduanya orang tuanya tetap mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan Zalfa agar mimpi anaknya menjadi bagian tim upacara di istana merdeka bisa terwujud. 

"Terus hasil ini juga hasil dari kakao (cokelat) gitu. Terus pinjam juga sih. Pinjam di bank gitu," kata dia.

Setelah dinyatakan lolos seleksi tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, Zalfa terbang ke Jakarta untuk mengikuti seleksi nasional.

Kata dia ada enam orang yang ikut seleksi nasional, hingga akhirnya terpilih satu putra dan satu putri untuk mewakili provinsi Sulawesi Selatan.

Saat hari pengumuman suasana rumah kata dia dibanjiri air mata. Ayah, ibu dan Zalfa larut dalam kebahagiaan bersama.

"Jadi yang nonton (pengumuman) itu bapak. Nah posisinya di situ lagi di kamar. Tapi denger suara dari HP-nya gitu. Jadi pas disebutin namanya yang lolos, aku langsung keluar nangis terus peluk bapak," katanya.

"Terus bapak juga nangis. Tiba-tiba mama datang kaget.Terus mama juga nangis. Di situ nangisnya nangis berjamaah," kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE