News

Cermati Delapan Zat Kimia Berbahaya dalam Kemasan Makanan

Muhammad Sukardi 26/01/2023 11:14 WIB

BPOM mengeluarkan persyaratan batas migrasi atau peluruhan dari zat kontak pangan berbahaya dari kemasan ke produknya.

Cermati Delapan Zat Kimia Berbahaya dalam Kemasan Makanan (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persyaratan batas migrasi atau peluruhan dari zat kontak pangan berbahaya dari kemasan ke produknya.

Hal itu pertanda bahwa semua zat kontak yang ada dalam kemasan pangan itu berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Salah satu zat berbahaya pada kemasan adalah Acetaldehyde, Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang terdapat pada kemasan plastik PET, seperti galon PET sekali pakai. 

PET juga jauh lebih rentan terhadap suhu panas karena dapat mengeluarkan antimoni yang bersifat karsinogenik. Karenanya, sangat disarankan air minum dalam kemasan (AMDK) berbahan PET seperti galon sekali pakai disimpan di tempat bersuhu ruangan dan tidak diletakkan di bawah sinar matahari langsung.


Menurut peraturan BPOM No 20/2019 tersebut, ada lima kategori zat kontak pangan yang dilarang. Pertama, zat kontak kemasan plastik seperti pewarna, penstabil, plastik, pengisi, perekat, curing agent, antioksidan, dan pensanitasi.

Kedua, tinta yang tercetak langsung pada kemasan seperti pewarna, penstabil, dan pelarut). Ketiga, zat kontak pada pangan logam. Keempat, kontak pangan dalam kemasan karet. Kelima, zat kontak pada kemasan pangan gelas.
 
Pakar Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin, mengatakan dari sisi ilmiah, semua zat kimia yang menjadi prekursor pembuat kemasan itu berbahaya.
 
So, berikut ini daftar zat-zat kontak berbahaya yang diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 20 tahun 2019 dirangkum, Kamis (26/1/2023).

1. Acetaldehyde, Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)

Zat kimia ini ada pada kemasan plastik PET yang diantaranya digunakan pada galon PET sekali pakai. Zat kontak EG dan DEG baru-baru ini telah menyebabkan kematian pada lebih dari 100 anak akibat gagal ginjal akut.

2. Antimon atau Antimony trioxide (SbO3)

Ini merupakan logam berat untuk katalis kemasan plastik sekali pakai berbahan PET. Antimon yang juga digunakan pada galon sekali pakai ini bisa menyebabkan iritasi kulit, paru-paru, mata, hingga kanker.

3. Polistiren

Bahan kimia ini digunakan pada kemasan Styrofoam. Kemasan ini mengandung zat kontak stiren yang bisa terlepas ke dalam produk pangannya dan bisa memicu terjadinya kanker.

4. Timbal (Pb), kadmium (Cd), kromium (VI) [Cr(VI)] dan merkuri (Hg)

Zat kimia tersebut ada di kemasan yang terbuat dari plastik.  Zat-zat kontak ini bisa menyebabkan asma, bronchitis, hyperemia, dan kanker.

5. Dietil Heksil ftalat 

(Diethylhexyl phthalate/ DEHP), Diisononyl phthalate (Diisononyl phthalate/ DINP), dan Diisodecyl phthalate (Diisodecyl phthalate/ DIDP). Bahan kimia ini ada di kemasan plastik Polivinil Klorida (PVC) yang digunakan untuk pembungkus makanan dan wadah obat-obatan. Zat-zat kontak ini bisa menyebabkan kanker, asma, kesulitan belajar, obesitas, dan gangguan reproduksi.

6. Senyawa ftalat 

Senyawa ftalat ini seperti (Dietil Heksil ftalat (Diethylhexyl phthalate-DEHP)), Dibutil ftalat (Dibutyl phthalate-DBP)), Diisononyl phthalate (Diisononyl phthalate DINP)), dan Diisodecyl phthalate (Diisodecyl phthalate DIDP). 

Bahan-bahan kimia ini biasa digunakan untuk kemasan pangan kertas dan karton. Zat-zat kontak ini bisa menyebabkan asma, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), masalah perilaku, gangguan spektrum autisme, perkembangan reproduksi yang berbeda, hingga masalah kesuburan pria.

7. Bisfenol A (BPA) dari kemasan plastik polikarbonat (PC)

Zat kontak ini bisa menyebabkan terjadinya penyakit jantung, kanker, kelainan organ hati, diabetes, gangguan otak, serta gangguan perilaku pada anak kecil.

8. Polipropilen (PP)

Bahan kimia ini biasa digunakan untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, kotak margarin, kemasan yogurt, sedotan, tutup botol, cup plastik, dan sebagainya. PP diketahui dapat menyebabkan gangguan asma dan hormon pada manusia.

(DES)

SHARE