News

China Hadapi Masalah Baru setelah  Pelonggaran Kebijakan  Covid-19

Febrina Ratna 16/12/2022 06:30 WIB

China justru menghadapi masalah baru, yaitu panic buying yang menyebabkan penimbunan barang-barang setelah melonggarkan kebijakan Covid-19.

China Hadapi Masalah Baru setelah  Pelonggaran Kebijakan  Covid-19. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Setelah memberikan kelonggaran terhadap ketatnya kebijakan Covid-19, China justru menghadapi masalah baru, yaitu panic buying yang menyebabkan penimbunan barang-barang.

Dikutip dari BBC, Kamis (15/12/2022), orang-orang telah bergegas untuk membeli ibuprofen, obat-obatan pereda panas, dan alat tes Covid-19 di tengah laporan menipisnya stok barang-barang tersebut.

Kini berbagai produk untuk obat-obatan rumah tidak tersedia secara online, termasuk lemon dan buah persik kalengan yang kaya akan vitamin C. Bahkan stok air yang dielektrolisis pun kosong.

Penimbunan barang telah menjadi masalah global yang umum, tetapi ini mungkin contoh pertama setelah kebijakan Covid-19 dilonggarkan.

Seperti negara lain, sudah menjadi hal umum ketika orang-orang membagikan gambar rak-rak toko swalayan di kota besar kosong menjelang perintah isolasi ketat seperti yang diberlakukan di China.

Tetapi sekarang negara itu telah melonggarkan aturan lacak dan tracing, dan telah mengizinkan orang untuk mengisolasi diri di rumah dan melakukan tes Covid-19 sendiri. Namun, orang-orang tampaknya membeli obat-obatan karena panik dan untuk mengantisipasi musim dingin.

Selain itu, kepanikan juga dipicu oleh kondisi rumah sakit yang dikabarkan telah penuh. Pemerintah daerah telah didesak untuk meningkatkan unit ICU mereka dan membuka klinik pada akhir bulan dalam persiapan menghadapi gelombang infeksi Covid-19.

Terdapat sebuah video yang menunjukkan pasien mendapat infus di dalam mobil karena klinik penuh. Hal ini menjadi pertanda bahwa fasilitas pelayanan kesehatan sedang kewalahan.

China Daily melaporkan terjadinya ledakan permintaan untuk obat-obatan pereda nyeri, vitamin, dan obat flu/pilek. Beberapa outlet membagikan gambar jika rak stok obat-obatan kosong, serta media menjelaskan sepanjang minggu tentang produksi di perusahaan farmasi bekerja dengan kapasitas untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen.

Surat kabar China Daily mencatat bahwa panic buying telah begitu marak sehingga pemerintah di kota Guangzhou menyerukan untuk membeli secukupnya. "Tidak perlu menimbunnya dalam jumlah besar," kata pemerintah Guangzhou.

Guangzhou merupakan kota baru saja mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Pekan lalu, surat kabar Global Times juga mengamati bahwa omset untuk alat deteksi Covid-19 meningkat lebih dari 300% sejalan dengan kebijakan baru China. Dilaporkan stok kit test Covid-19 di JD Health habis dengan sangat cepat.

Kehabisan Stok

Situs berita The Paper menambahkan bahwa permintaan konsumen akan vitamin C telah meroket. Laporan itu melaporkan bahwa lemon telah terjual habis di beberapa platform belanja, termasuk produk olahannya seperti teh rasa lemon, permen rasa lemon, dan air soda rasa lemon.

China Daily mengamati tren serupa dengan buah persik kaleng. Tercatat produk kaya akan vitamin C dan bisa disimpan dalam jangka lama, lemon dan persik termasuk makanan olahan yang banyak diburu baik online maupun offline.

"Di beberapa platform belanja online, permintaan buah persik kuning kalengan meningkat sangat tajam sehingga sering terdapat label 'kehabisan stok'," kata surat kabar China Daily.

Sina News mengatakan ada sebuah rumor di internet bahwa lemon dan persik dapat meringankan gejala Covid-19. Menanggapi hal tersebut, para dokter membantahnya bahkan muncul di acara terkemuka CCTV untuk memperingati semua orang agar tidak mengonsumsi vitamin C secara berlebihan.

Dokter lainnya juga menyebut kalau memakan buah persik dalam jumlah banyak akan memperburuk batuk. Terapi lain juga dengan cepat diberi tips untuk mengikutinya dalam menjual secara online.

Adapun, Pear Video melakukan pengamatan lonjakan orang yang bergegas membeli air elektrolit, setelah dipasarkan sebagai membantu dengan hidrasi setelah berkeringat atau demam.

Global Times menambahkan jika ada rumor lain juga di internet yang menyebutkan minum alkohol dalam jumlah banyak dapat mencegah atau membunuh virus dan telah memperingatkan orang-orang bahwa hanya ada bahaya kesehatan dalam melakukannya.

Banyak kertas peringatan dari dokter terhadap orang-orang yang secara membabi buta membeli obat, mencampur obat-obatan, atau mengambil lebih dari yang diperlukan.

Administrasi makanan dan minuman China telah mendesak perusahaan terkait obat untuk memastikan kualitas, keamanan, dan pasokan produk terapi Covid-19. Instansi tersebut juga berjanji memperkuat pengawasan atas produksi dan peredaran produk-produk tersebut.

Konsumen juga diperingati oleh otoritas pengawasan pasar di China agar membeli produk terapi Covid-19 hanya kepada livestreamer dengan kualifikasi medis yang tepat. Pembelian melalui saluran siaran yang memiliki reputasi sangat disarankan untuk menghindari obat palsu.

Outlet juga menekankan bahwa kit kesehatan sedang diatur untuk memastikan bahwa pasien yang sangat rentan menjadi prioritas utama.

China Daily melaporkan bahwa penduduk lanjut usia dan mereka yang memiliki penyakit kronis menerima paket yang berisi obat-obatan, tes antigen, dan sirop tenggorokan di Kota Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali muncul di China.

Penulis: Ahmad Fajar

(FRI)

SHARE