China Peringatkan Dampak Krisis Timur Tengah terhadap Perekonomian Global
Pemerintah China mendesak komunitas internasional segera mengambil langkah untuk mencegah eskalasi konflik di Timur Tengah.
IDXChannel – Pemerintah China mendesak komunitas internasional segera mengambil langkah untuk mencegah eskalasi konflik di Timur Tengah. Beijing menilai konflik itu dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi global.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun menuturkan, diperlukan upaya bersama untuk meredakan ketegangan agar krisis regional tersebut tidak memperburuk stabilitas ekonomi dunia. "Kami mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya mereka dalam meredakan konflik ini," kata Guo, Senin (23/6/2025).
Ketegangan memuncak sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada 13 Juni lalu, diikuti serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada Minggu dini hari. Pascaserangan AS ke Iran, Presiden Donald Trump menyatakan Teheran harus setuju untuk mengakhiri perang atau menghadapi konsekuensi lebih serius.
Menanggapi serangan AS, Parlemen Iran pun menyepakati rencana penutupan Selat Hormuz. Keputusan akhir kini menanti persetujuan Dewan Keamanan Nasional Iran.
Selat Hormuz, yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab, menjadi jalur vital yang mengangkut 10-20 persen minyak global serta hingga 30 persen pengiriman LNG. Guo menyoroti pentingnya keamanan kawasan ini sebagai kepentingan bersama dunia, mengingat perannya kunci dalam perdagangan internasional.
Serangan AS memicu kecaman luas, termasuk dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang menyebutnya ancaman serius bagi perdamaian global. Rusia turut mengutuk serangan AS sebagai pelanggaran hukum internasional, Piagam PBB, dan resolusi Dewan Keamanan, sekaligus mendesak Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk memberikan respons netral.
Iran membantah adanya dimensi militer dalam program nuklirnya. Klaim tersebut juga didukung oleh pernyataan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada 18 Juni 2025 yang tidak menemukan bukti senjata nuklir aktif, serta penilaian intelijen AS yang dilaporkan CNN pada 17 Juni.
Aktivis hak asasi manusia (HAM), Craig Murray, memuji Iran sebagai pihak bertanggung jawab dan sabar di tengah provokasi Israel. Kendati demikian, eskalasi ini memicu ketegangan lebih lanjut, dengan potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran yang dapat mengganggu pasokan energi global, sebagaimana diwanti-wanti oleh para analis.
China menyerukan diplomasi intensif untuk mengatasi krisis, mengingat dampaknya yang luas terhadap ekonomi global. Hingga kini, upaya mediasi, termasuk negosiasi AS-Iran yang dibatalkan pada Minggu kemarin di Oman, masih terhambat oleh ketegangan yang terus meningkat.
(Ahmad Islamy Jamil)