News

Desember Harusnya Musim Hujan Tapi Panas Terik, Begini Penjelasan Ahli

Wahyu Sibarani 18/12/2023 16:58 WIB

Musim hujan biasanya masih terjadi di bulan Desember. Namun, Desember tahun ini berbeda karena diwarnai cuaca yang panas terik.

Desember Harusnya Musim Hujan Tapi Panas Terik, Begini Penjelasan Ahli. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Musim hujan biasanya masih terjadi di bulan Desember. Namun, Desember tahun ini berbeda karena diwarnai cuaca yang panas terik.

Peneliti Ahli Utama Bidang Klimatologi, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Erma Yulihastin, melalui cuitannya di sosial media X, Senin (18/12/2023), menyatakan bahwa sebagian besar Jawa mengalami deret hari kering tanpa hujan atau dry spells seiring memuncaknya El Nino.

Dari situ terjadi kondisi cuaca yang kering di musim hujan. Hal itu menurutnya juga disebabkan oleh intrusi massa udara kering dari Samudra Hindia di selatan Jawa dan Australia yang sedang musim panas.

Rekaman data yang terjadi dalam lima hari terakhir juga terlihat di Jakarta dimana tidak terjadi hujan. Itu menunjukkan dry spells sudah konsisten terjadi.

"Dampak El Nino semakin terasa pada Desember-Januari karena pendinginan suhu muka laut hingga laposan termoklin dekat Papua baru terbentuk pada Desember. Kontras dengan pemanasan suhu di Samudra Pasifik," terangnya.

Kondisi yang sama juga terjadi di negara tetangga, Filipina. Renato Solidum Jr Sekeretasis Departemen Sains dan Teknologi Filipina malah memprediksi kondisi panas yang terjadi di Desember 2023 ini akan terus berlangsung hingga Mei 2024.

Menurut dia sebanyak 66 propinsi yang ada di Filipina akan terdampak kondisi tersebut. “Pada dasarnya, wilayah lain di negara ini akan mengalami kekeringan," terang Renato Solidum Jr.

Dia  mengatakan dampak El Nino saat ini sudah terasa dan dialami di beberapa wilayah Filipina dengan penurunan curah hujan hingga 80 persen. Berdasarkan kondisi terkini, kemungkinan terjadi kekeringan sedang hingga parah pada Februari hingga Mei 2024.

Solidum memperingatkan ada indikasi fenomena cuaca kuat tersebut “sebanding” dengan kejadian El Nino sepanjang 1997 hingga 1998 yang dianggap sebagai kejadian El Nino terburuk di dunia.

(FRI)

SHARE