News

Didesak Mundur karena Bencana Sumatera, Menteri Lingkungan Hidup Buka Suara

Danandaya Arya Putra 03/12/2025 19:07 WIB

Dia berjanji akan menangani pasca-musibah ini sesuai tugas pokok dan fungsi Kementrian LH.

Didesak Mundur karena Bencana Sumatera, Menteri Lingkungan Hidup Buka Suara

IDXChannel - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq buka suara terkait dirinya yang didesak mundur usai banjir landa Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar) dan Aceh.

Dia berjanji akan menangani pasca-musibah ini sesuai tugas pokok dan fungsi Kementrian LH.

"Ya saya akan berserah sepenuh Tenaga untuk melaksanakan ini. Tentu sekali lagi kami mohon izin dukungan kita semua," kata Hanif usia rapat bersama Komisi XIII DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Rabu (3/12/2025).

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa musibah yang akhirnya dengan hebat melanda Sumatera merupakan permasalahan lama. Namun dia enggan menyalahkan menteri atau pihak berwenang sebelumnya.

"Karena ini kan permasalahan jangka lama ya, tidak terjadi di saat ini saja. Ini mungkin terjadi beberapa. Tapi kita enggak menyalahkan ya," kata dia.

Penanganan pasca musibah ini akan ia fokuskan terhadap peningkatan daerah serapan air atau hutan. Agar ketika hujan ekstrem melanda wilayah tersebut bisa terserap secara maksimal.

"Pokoknya yang penting, landscape-nya kurang sehingga kita perlu meningkatkan kapasitas, landscape," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, dia pun menyoroti banyaknya kayu gelondongan yang terbawa arus banjir bandang di wilayah Batang Toru, Tapanuli Selatan. 

Bedasarkan kajian peta satelit kementerian Lingkungan Hidup, bagian hulu wilayah tersebut seharusnya merupakan hutan. Namun kini beralih fungsi menjadi lahan pertanian.

"Ini fungsinya secara tata ruang justru kepada pertanian lahan kering dan pertanian lahan basah. Padahal tempatnya di puncak ya, sehingga begitu terjadi bencana ya seperti ini," kata dia.

Pihaknya juga melihat adanya indikasi pembukaan lahan sawit yang membuat pohon di hutan wilayah tersebut terpaksa ditebangi. Kayu-kayu bekas penebangan hutan terpaksa dipinggir atau tidak bisa dibakar lantaran adanya kebijakan zero burning. 

"Kemudian ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log-log (kayu gelondongan), karena memang kan zero burning sehingga kayu itu tidak dibakar tapi dipinggirkan. Nah ternyata banjirnya yang cukup besar mendorong itu menjadi bencana berlipat-lipat," kata Hanif.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE