News

Diklaim Cemari Lingkungan, Lautan Hingga Hutan Jadi Korban Invasi Rusia ke Ukraina

Taufan Sukma/IDX Channel 14/12/2022 14:38 WIB

tak ada jalan lain, seluruh dunia harus turut berupaya agar invasi Rusia dapat dihentikan.

Diklaim Cemari Lingkungan, Lautan Hingga Hutan Jadi Korban Invasi Rusia ke Ukraina (foto: MNC Media)

IDXChannel - Dalam sebuah sambungan virtualnya dengan parlemen Selandia Baru, Rabu (14/12/2022), Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengklaim bahwa invasi yang dilancarkan Rusia terhadap negaranya telah membawa dampak terhadap kerusakan lingkungan yang demikian parah.

Dalam pernyataannya tersebut, Zelenskiy menyebut bahwa serangan militer itu telah mencemari lautan beserta tiga juta hektar hutan, yang membawa pengaruh terhadap jutaan orang di dunia selama bertahun-tahun.

"Puluhan sungai tercemar, ratusan tambang batu bara kebanjiran, lusinan perusahaan dalam ancaman, termasuk perusahaan-perusahan kimia yang telah dihancurkan oleh serangan Rusia, yang membawa dampak sangat berbahaya," ujar Zelensky, dalam pidatonya tersebut.

Menurut Zelensky, manusia tidak akan kembali bisa membangun kembali alam yang telah hancur. Sehingga, tak ada jalan lain, seluruh dunia harus turut berupaya agar invasi tersebut dapat dihentikan.

"Kebocoran bahan kimia berbahaya akibat serangan (Rusia), kontaminasi tambang dan amunisi. Semua berdampak langsung pada jutaan orang. Dan Anda tidak dapat membangun kembali alam yang hancur, seperti Anda tidak dapat memulihkan kehidupan yang sudah hancur," tutur Zelensky.

Selasa (13/12/2022), pasukan Rusia dan Ukraina masih saling menggempur di sekitar kota kecil Bakhmut, di kawasan Ukraina timur. Pasukan Rusia terus menggempur untuk merebut kembali Kota Bakhmut, lewat pertempuran sengit selama berbulan-bulan, demi dapat menguasai wilayah Donetsk.

Donetsk sendiri merupakan salah satu dari empat wilayah yang diklaim pihak Kremlin telah dianeksasi dalam pemungutan suara, yang telah ditolak oleh sebagian besar negara-negara di dunia, karena dianggap ilegal.

Atas kondisi tersebut, pihak Rusia menutup pintu terkait peluang damai untuk mengakhiri konflik yang terjadi. Pada Selasa (13/12/2022), misalnya, Rusia dengan tegas menolak proposal perdamaian dari Zelenskiy, yang mengaku siap menerima kebijakan aneksasi Rusia, dengan syarat penarikan pasukan Rusia dari wilayahnya.

Bagi Rusia, invasi militer yang dilakukan tidak lebih dari respons atas ancaman keamanan yang diklaim ditimbulkan oleh Ukraina sebagai negara tetangganya. Sementara, bagi Ukraina dan negara-negara Sekutu, serangan Rusia merupakan praktik perampasan tanah imperialis tanpa alasan. (TSA)

Penulis: Hafiz Habibie

SHARE