Dinkes: Terlambat Diagnosis Jadi Pemicu Banyak Korban Jatuh Akibat Gagal Ginjal Akut
Dinkes mengklaim, banyaknya korban berjatuhan hingga merenggut korban jiwa akibat gagal ginjal akut misterius disebabkan terlambat didiagnosis.
IDXChannel - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengklaim, banyaknya korban berjatuhan hingga merenggut korban jiwa akibat gagal ginjal akut misterius disebabkan terlambat didiagnosis.
"Kami sudah melihat data kasus DKI Jakarta, keparahan atau meninggal dari kasus gagal ginjal akut ini, itu banyak karena terlambat didiagnosis dan dibawa ke RS. Itu pertama," ujar Ngabila dalam YouTube Dinkes DKI Jakarta, Minggu (23/10/2022).
Menurut Ngabila, banyak orang tua yang baru membawa anaknya ke Rumah Sakit lebih dari 5 hari, sehingga meningkatkan resiko kematian.
"Terlambat dibawa ke RS lebih dari 5 hari meningkatkan kematian. Kasus berat yang sudah terlambat meningkatkan kematian," tuturnya.
Ngabila menambahkan, orang tua perlu memantau kondisi anak 10 hari setelah meminum obat sirup. Karena, lanjutnya, ada beberapa dampak yang perlu diwaspadai seperti urine berubah berwana coklat dan jumlahnya berkurang.
"Adanya riwayat gunakan parasetamol sirup atau drop dapat meningkatkan kematian. Ini yang harus dijaga," jelasnya.
Menurut Ngabila, pasien bakal menampakkan gejala ringan berkisar 5-9 hari, kemudian gejala tersebut akan semakin berat dari waktu ke waktu, seperti tidak kencing selama 1-2 hari terakhir, sesak nafas hingga turunnya daya kesadaran.
"Dari gejala sampai rawat inap sekitar 5-9 hari. Artinya ketika ada anak kita meminum sirup perlu kita lakukan pemantauan sampai 10 hari terakhir minum sirup. Itu bentuk antisipasi kita," tuturnya.
"Apa aja yang perlu kita pantau? Gejala paling sering, apakah ada demam, apakah ada mencret, atau ada batuk pilek. Kita jangan sampai gejalanya sudah keburu berat," sambungnya.
Gejala berat itu, kata Ngabila, ketika pasien tidak kencing sama sekali, itu menandakan banyaknya racun sehingga perlu adanya fasilitas lebih advance salah satunya cuci darah.
(NDA)