Diralat, Korban Tewas Depo Pertamina Plumpang Jadi 13 Orang
Sebanyak 13 korban tewas akibat dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.
IDXChannel - Sebanyak 13 korban tewas akibat dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Data tersebut diralat setelah sebelumnya disebut sebanyak 17 orang tewas dalam insiden tersebut.
Adapun data tersebut telah dimutakhirkan berdasarkan informasi yang tertera di Posko Koramil 01, Koja.
Sebanyak 13 korban meninggal tersebut terdiri dari 10 dewasa dan 3 anak-anak. Belasan jenazah korban itu saat ini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Sementara itu, untuk korban luka bakar sekitar 50 orang yang terdiri dari 49 orang dewasa dan 1 anak-anak. Mereka saat ini tengah dirawat di RS Koja, RS Tugu, RS Pelabuhan, RS Pertamina, dan RS Cipto Mangunkusumo.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan proses identifikasi terhadap korban yang tewas.
Dari belasan korban yang tewas itu, beberapa di antaranya mengalami luka bakar hingga 100%.
"Lagi proses (identifikasi) sekarang, karena kondisi korban ini kan ada yang utuh ada yang mengalami luka bakar sampai 100%,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Rahmat Kristantio mengatakan meskipun api telah padam di Depo Pertamina, namun sebaliknya api masih berkobar di pemukiman warga.
"Pertamina plumpangnya sudah padam, tinggal pendinginan dan dengar tadi dari pihak Pertamina memeriksa pipa yang terbakar jadi istilahnya untuk pertamina sudah aman," Kata Rahmat di lokasi.
"Yang masih menyala ada di pemukiman Tanah Merah bawah tapi sekarang masih dalam penanganan petugas dan sekarang sudah mulai reda untuk itu kita juga mencari korban," sambungnya.
Sedikitnya ada 255 petugas damkar dengan 51 unit pemadam untuk mengatasi si Jago merah.
Penanganan kebakaran masih menggunakan sistem air. Sayangnya, untuk wilayah pemukiman petugas kesulitan mendapat akses air.
"Untuk yang di Pertamina kita masih menggunakan air karena memang intinya seperti Pertamina aliran bahan bakar kan bisa distop. Sementara itu kalau di pemukiman kendala kita akses jalan merangkai sumber air itu yang agak kesulitan," ucapnya. (NIA)