News

Dituduh Lakukan Penipuan, Ini Strategi Adani untuk Perbaiki Citra

Wahyu Dwi Anggoro 20/02/2023 09:40 WIB

Hampir sebulan setelah nilai pasar kerajaan bisnis Gautam Adani terpangkas sebesar USD132 miliar, miliarder India tersebut berusaha memperbaiki citra.

Dituduh Lakukan Penipuan, Ini Strategi Adani untuk Perbaiki Citra. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Hampir sebulan setelah nilai pasar kerajaan bisnis Gautam Adani terpangkas sebesar USD132 miliar atau Rp2.003 triliun, miliarder India tersebut berusaha untuk memperbaiki citranya.

Seperti dilansir Bloomberg pada Minggu (19/2/2023), Adani telah menyewa konsultan di Amerika Serikat (AS), membatalkan pembelian pabrik batu bara, menekan pengeluaran, dan melunasi sebagian utang.

Pada 24 Januari, Hindenburg Research yang berbasis di AS menuduhnya melakukan penipuan akuntansi, manipulasi saham dan penyimpangan tata kelola perusahaan lainnya. Grup Adani membantah semua tuduhan tersebut.

Namun, bantahan tersebut tidak dapat menghentikan anjloknya saham perusahaan Adani. Miliarder India tersebut pun terlempar dari daftar orang terkaya di dunia.

Selain kampanye untuk menggambarkan diri sebagai peminjam yang bertanggung jawab dengan pembayaran di muka dan pembayaran utang tepat waktu, Adani juga telah memulai serangkaian pertemuan untuk menenangkan pemegang obligasi.

Kekst CNC adalah konsultan komunikasi krisis yang direkrut oleh Adani. Firma yang berbasis di New York dan Munich tersebut berpengalaman membantu perusahan yang bermasalah.

Kekst ditugaskan membantu Adani Group mendapatkan kembali kepercayaan investor. Kekst bekerja sama dengan tim C-suite dan komunikasi Adani.

Grup Adani juga telah melibatkan firma hukum Amerika Wachtell, Lipton, Rosen & Katz untuk melawan klaim Hindenburg esearch. Rencana tersebut diungkap Financial Times yang mengutip sumber anonim. 

Wachtell adalah salah satu firma hukum AS termahal. Wachtell memiliki pengalaman membela klien yang diserang pelaku pasar saham.

Juru bicara Grup Adani tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan Bloomberg. Kekst menolak berkomentar, sementara Wachtell tidak menanggapi permintaan komentar.

(WHY)

SHARE