News

DPR Minta BRIN Segera Teliti Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak

Felldy Utama 24/10/2022 14:00 WIB

DPR meminta BRIN segera meneliti penyebab penyakit gagal ginjal akut yang telah menelan ratusan korban anak.

DPR meminta BRIN segera meneliti penyebab penyakit gagal ginjal akut yang telah menelan ratusan korban anak (Ilustrasi)

IDXChannel - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mendesak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) segera meneliti penyebab penyakit gagal ginjal akut yang telah menelan ratusan korban anak. Diketahui, angka kematian pada kasus ini belakangan semakin tinggi.

"Ini penyakit yang misterius dan tidak boleh disikapi secara sporadis dan biasa-biasa saja. BRIN yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan riset kesehatan harus segera mengambil inisiatif strategis tersebut," kata Mulyanto dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).

Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR itu mengingatkan agar jangan sampai kasus ini dibiarkannya berlarut-larut.  Apalagi kalau yang muncul hanyalah inisiatif impor obat dengan biaya APBN.

"Kita jangan mengulangi kesalahan sebelumnya dalam menangani Covid-19, yang ditengarai sebagai ajang bisnis PCR dan bisnis vaksin," ujarnya.

Mulyanto minta Pemerintah untuk tidak menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan bisnis obat atau bisnis kesehatan. Dalam kondisi APBN yang terbatas, Pemerintah harus cermat secara scientific based dalam menangani kasus kesehatan seperti ini.

"BRIN harus didorong optimal untuk meneliti soal ini secara akurat. Menjawab penyebab dan usulan solusinya. Ini kasus luar biasa, yang perlu didekati secara luar biasa dengan keseriusan," tandasnya.

Untuk diketahui Pemerintah Indonesia telah mendatangkan obat penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (Cedera Ginjal Akut/AKI). Obat itu didatangkan dari Singapura dan tiba Minggu, (23/10/2022).

Obat yang dimaksud bernama Fomepizole (injeksi) tersebut belum ada di Indonesia, dan hanya ada dari produsen di Singapura. Pemerintah sendiri telah memesan sebanyak 200 vial obat tersebut dengan harga satuan mencapai Rp 16 juta.

(NDA) 

SHARE