Dukung Stok Pakan Ternak, 795 Ton Jagung NTB Dikirim ke Blitar
Sebanyak 795 ton jagung hasil produksi Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipasok ke sentra peternakan layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
IDXChannel- Sebanyak 795 ton jagung hasil produksi Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipasok ke sentra peternakan layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mendorong distribusi jagung dari daerah surplus ke daerah yang membutuhkan.
Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa mengatakan distribusi jagung ke Jawa Timur dilakukan secara bertahap melalui jalur laut dan darat. Pengiriman jagung tahap kedua sebanyak 240 ton telah sandar di Pelabuhan Kalimas Surabaya pada Kamis (29/5/2025).
Sementara itu, pengiriman tahap ketiga dengan muatan 330 ton telah diberangkatkan dari Pelabuhan Bima pada Rabu (28/5/2025). ketut menyebut, seluruh pengiriman ini dilakukan dalam skema Business to Business (B2B) antara petani jagung dan peternak layer yang difasilitasi oleh Bapanas untuk memperkuat rantai pasok jagung nasional.
Sebelumnya, pengiriman tahap pertama telah tuntas terlaksana pada Sabtu (24/5/2025) menggunakan kapal tongkang berkapasitas 225 ton dari Pelabuhan Bima yang diterima di Pelabuhan Kalimas, Surabaya. Dengan itu, total pasokan jagung NTB yang telah difasilitasi untuk didistribusikan mencapai 795 ton.
"Sejak 2022, Bapanas telah melakukan fasilitasi distribusi jagung untuk menjembatani kebutuhan antara petani di daerah produsen dan peternak di daerah konsumen. Pola ini terbukti membantu menjaga pasokan bahan baku pakan serta menekan gejolak harga di tingkat konsumen," kata Ketut, Minggu (1/6/2025).
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, menegaskan distribusi jagung lintas wilayah ini merupakan langkah strategis untuk menjaga ketersediaan bahan baku pakan ternak, terutama bagi peternak layer di Pulau Jawa.
"Distribusi jagung dari daerah surplus seperti Bima ke daerah konsumen seperti Blitar adalah bagian dari ikhtiar kita menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan strategis. Badan Pangan Nasional hadir sebagai fasilitator yang menjembatani kebutuhan antarwilayah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," jelas Arief.
"Perintah Bapak Presiden Prabowo Subianto, hasil jerih payah petani pangan kita, harus diserap seoptimal mungkin. Pemerintah harus mampu menjaga petani dan peternak," tuturnya.
(Ibnu Hariyanto)