Ekonomi Baru Pulih, MTI Minta Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta Dipertimbangkan
Ketua MTI mengatakan rencana kenaikan tarif Transjakarta perlu dipertimbangkan kembali. Sebab, ekonomi masyarakat baru pulih setelah pandemi Covid-19.
IDXChannel - Ketua Majelis Profesi dan Etik Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono mengatakan rencana kenaikan tarif Transjakarta perlu dipertimbangkan kembali. Sebab, ekonomi masyarakat baru pulih setelah pandemi Covid-19.
"Kalau kita melihat lagi bagaimana recovery ekonomi saat sekarang pasca Covid-19 itu kiranya perlu dipertimbangkan kembali kenaikan tarif Transjakarta," kata Agus dalam siaran Market Review, Jumat (14/4/2023).
Menurutnya, kenaikan tarif memang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana, apalagi sudah 10 tahun lebih tarif Transjakarta tidak mengalami kenaikan, namun perlu waktu yang tepat untuk melakukan kenaikan tarif.
Agus mengungkapkan penjajakan atas kenaikan tarif Transjakarta itu sudah ada sejak tahun 2014, namun hingga sekarang belum ada kenaikan, padahal Pemprov DKI Jakarta sudah mengucurkan subsidi hingga Rp4 triliun untuk pengoperasian Transjakarta.
"Ini mesti dicari solusi yang seimbang, sudah hampir 10 tahun lebih tarif Transjakarta tidak naik sama sekali. Itu menggambarkan atau mengindikasikan bahwa tidak ada perbaikan ekonomi sama sekali di masyarakat kota Jakarta khususnya," terangnya.
Dia menyebut rencana kenaikan tarif Transjakarta harus dilihat secara komprehensif, apakah perlu semua rute dinaikkan tarifnya, atau hanya rute-rute tertentu saja.
"Beberapa jalur kan bercampur dengan jalur kendaraan yang lain, nah ini apakah adil kalau dibandingkan dengan jalur yang memang khusus disterilkan atau dikhususkan," ujarnya.
Sebelumnya, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengusulkan adanya penyesuaian tarif bus Transjakarta dari Rp3.500 menjadi Rp4.000 dan Rp5.000 pada jam sibuk yaitu jam berangkat kerja pukul 07.01-10.00 WIB dan jam pulang kerja pukul 16.01-21.00 WIB.
(FRI)