News

Erdogan Mengaku Pertemuan antara Trump dan Pemimpin Bangsa soal Gaza Berhasil

Kunthi Fahmar Sandy 24/09/2025 17:15 WIB

Trump, yang diperkirakan mempresentasikan rencana untuk mengakhiri perang menginginkan negara-negara Arab dan Muslim sepakat untuk mengirim pasukan militer.

Erdogan Mengaku Pertemuan antara Trump dan Pemimpin Bangsa soal Gaza Berhasil (FOTO:Dok Laman Al Jazeera)

IDXChannel - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku senang dengan hasil pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin Arab dan Muslim dalam upaya mengakhiri perang Israel di Gaza.

Dilansir dari laman Al Jazeera Rabu (24/9/2025), sentimen positif ini juga disuarakan oleh Trump, yang mengatakan bahwa pertemuan dengan semua pemain besar kecuali Israel di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 di New York telah berhasil. 

Hal tersebut karena Israel terus-menerus membombardir Kota Gaza, membunuh puluhan warga Palestina setiap hari, dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi menuju nasib yang tidak diketahui.

Namun, belum ada detail yang dipublikasikan mengenai pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh para pemimpin Mesir, Indonesia, Yordania, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab, yang disebut oleh Trump sebagai kelompok yang mampu melakukannya.

Trump, yang diperkirakan mempresentasikan rencana untuk mengakhiri perang menginginkan negara-negara Arab dan Muslim sepakat untuk mengirim pasukan militer ke Gaza guna memungkinkan penarikan Israel dan mengamankan pendanaan untuk program transisi dan pembangunan kembali, menurut media Axios yang berbasis di AS.

Kantor berita pemerintah Emirat, WAM, mengatakan pada hari Rabu bahwa pertemuan tersebut difokuskan untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Gaza dan mencapai gencatan senjata permanen. Dia juga menambahkan bahwa pembebasan tawanan dan penanganan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk dibahas sebagai prioritas.

Israel dilaporkan tidak terlibat dalam rencana yang sedang dibahas, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah diberitahu tentang detailnya. Rencana tersebut diyakini akan mempertimbangkan keterlibatan Otoritas Palestina di masa mendatang, sesuatu yang telah berulang kali dikatakan Israel tidak akan ditoleransi.

Rencana tersebut tidak melihat adanya peran bagi Hamas, yang dituntut oleh AS dan Israel agar dilucuti dan dihilangkan.

Para pemimpin bertemu di sela-sela pertemuan puncak yang didominasi oleh kecaman global terhadap perang Israel di Gaza, dengan gelombang pengakuan diplomatik terhadap negara Palestina dan tuntutan agar perang dua tahun yang telah menewaskan sedikitnya 65.382 orang segera diakhiri.

Dalam pertemuan puncak tersebut, AS, pemasok utama senjata Israel, yang secara tradisional bertindak sebagai perisai diplomatiknya di PBB dan di luar negeri, tampak semakin terisolasi dalam kecamannya terhadap dukungan negara lain terhadap negara Palestina, yang tidak memberikan indikasi bahwa AS akan menekan Tel Aviv untuk menghentikan perang.

Trump telah mengindikasikan dalam pidato maratonnya di hadapan majelis bahwa dukungan dari Prancis, Inggris, Kanada, Australia, Portugal, dan negara-negara lain berfungsi untuk mendorong konflik yang berkelanjutan dengan memberi Hamas hadiah atas kekejaman yang mengerikan ini, menyerukan diakhirinya perang segera tanpa mengakui gawatnya krisis kemanusiaan di Gaza.

Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengatakan dalam pertemuan tentang solusi dua negara pada hari Minggu bahwa status kenegaraan bagi Palestina adalah hak, bukan hadiah.

Melaporkan dari New York, Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays mengatakan, ada perasaan, terutama di antara para diplomat di PBB, bahwa terkadang di Gedung Putih, Presiden Trump hanya mendapatkan satu sisi cerita.

"Israel memiliki satu pendukung di Dewan Keamanan PBB, satu pendukung yang menyediakan dana, satu pendukung yang menyediakan senjata. Dan pendukung itu adalah Amerika Serikat.  Maka … orang kuncinya, satu-satunya orang yang dapat mengubah keadaan, adalah Donald Trump,” kata Bays.

Berbicara di awal pertemuan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan, “Kami mengandalkan Anda dan kepemimpinan Anda … untuk mengakhiri perang ini dan membantu rakyat Gaza, menggambarkan situasi di Gaza sebagai sangat buruk," kata dia.

Sebelum pertemuan tersebut, Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan pada konferensi PBB tentang solusi dua negara untuk konflik yang diselenggarakan oleh Prancis dan Arab Saudi pada hari Senin. Prabowo menyatakan, bahwa negaranya siap untuk menyediakan pasukan penjaga perdamaian di Gaza.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE