News

ESDM Beberkan Wilayah yang Cekungan Air Tanahnya Rusak, Simak Lokasinya

Atikah Umiyani/MPI 13/11/2023 20:12 WIB

ESDM membeberkan wilayah dengan cekungan air tanah (CAT) yang kondisinya sudah rusak. 

ESDM) membeberkan wilayah dengan cekungan air tanah (CAT) yang kondisinya sudah rusak. 

IDXChannel - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan wilayah dengan cekungan air tanah (CAT) yang kondisinya sudah rusak. 

Sebab hal tersebut menjadi salah satu hal yang mendasari pemerintah melakukan pengendalian air tanah dengan menerbitkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 291.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Standar Penyelenggaraan Persetujuan Penggunaan Air Tanah.

"Ternyata dilihat dari cekungan air tanah yang ada di Indonesia, itu sudah ada beberapa cekungan air tanah yang sudah mengalami kerusakan dan sudah rawan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam Konferensi Pers Pengendalian Air Tanah di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Dia menambahkan, sudah ada beberapa wilayah yang teridentifikasi mengalami kerusakan cekungan, yakni CAT Jakarta, CAT Karawang-Bekasi, CAT Serang-Tangerang, dan CAT Bogor, serta CAT Bandung-Soreang. Kemudian ada CAT Pekalongan-Pemalang, CAT Semarang, dan CAT Palangkaraya-Banjarmasin.

"Ini semua termasuk kepada CAT atau cekungan air tanah yang dalam kondisi sudah mengalami kerusuhan," katanya. 

Wafid menuturkan, kerusakan pada cekungan air tanah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, termasuk terjadinya kontaminasi air.

"Apakah itu antara air akuifer yang di atas di bawah, itu sudah mulai bercampur dan sebagainya, ada kontaminasi dari atas ke bawah, ataupun sudah mengalami subsidence (penurunan muka tanah) di permukaannya," kata dia.

Wafid melanjutkan, daerah yang sangat terdampak atas penurunan cekungan air tanah adalah daerah pantai utara Pulau Jawa. 

Sehingga, CAT-CAT di daerah tersebut sudah mempunyai implikasi adanya land-subsidence atau penurunan muka tanah. Misalnya Semarang, Pekalongan, Demak, Sayung, dan sebagainya.

"Pekalongan yang sekarang sudah sangat intens terjadi land-subsidence ini, hingga 10 cm per tahun. Dan itu kami terus melakukan identifikasi. Juga di Semarang, tadi itu sebelah kanan, itu foto-foto bagaimana genangan air yang kalau sudah mulai rob, dan tidak kembali lagi karena sudah menggenang karena land-nya sudah mengalami penurunan," tutupnya.

(NIY)

SHARE