News

Filosofi Logo IKN Nusantara Pakai The Tree of Life, Pohon Kuno 500 Tahun di Bahrain

Kurnia Nadya 31/05/2023 13:07 WIB

Pohon hayat yang digunakan dalam filosofi logo IKN Nusantara tumbuh di gurun di Bahrain.

Filosofi Logo IKN Nusantara Pakai The Tree of Life, Pohon Kuno 500 Tahun di Bahrain. (Foto: Wikipedia)

IDXChannelFilosofi logo IKN Nusantara berasal dari pohon hayat atau pohon kehidupan, yang dibuat oleh desainer pemenang—Akbar Aulia—sebagai penanda keberagaman sekaligus persatuan bangsa Indonesia. 

Dari lima logo terpilih, desain milik Akbar keluar sebagai pemenang. Logo buatan Akbar itu memiliki detail yang melambangkan banyak hal. Lima akar mewakili Pancasila, tujuh batang di tengah mewakili tujuh pulau utama di Indonesia, dan 17 kelopak bunga di atas mewakili tanggal kemerdekaan Indonesia. 

Presiden Joko Widodo sepakat dengan filosofi yang terkandung dalam logo tersebut, bahwa filosofi pohon hayat sejalan dengan pembangunan IKN Nusantara. Sehingga diharapkan dapat menginspirasi IKN Nusantara sebagai tempat kehidupan baru, sekaligus menjadi simbol bagi seluruh bangsa Indonesia. 

Logo pemenang dipilih lewat pemilihan suara dari masyarakat. Awalnya pemerintah membuka sayembara pembuatan logo IKN Nusantara dan berhasil menarik 500 desainer peserta yang kemudian disaring oleh kurator dari Asosiasi Desainer Grafis Indonesia. 

Sepuluh desainer terpilih lantas melakukan presentasi atas makna logo yang dibuatnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Presiden Joko Widodo untuk dipilih dan diumumkan kepada masyarakat untuk jajak pendapat pada 4 April hingga 20 Mei 2023. 

Hasilnya, terkumpul 500.260 orang mengikuti pemilihan logo IKN Nusantara. Karya buatan Akbar Aulia dipilih paling banyak, yakni oleh 133.069 pemilih atau sekitar 26,6%. Atas keberhasilannya itu, ia menerima hadiah Rp185 juta. 

Filosofi Logo IKN Nusantara: Pohon Hayat itu Nyata 

Pohon hayat, atau pohon kehidupan, atau the tree of life, adalah pohon yang betulan ada. Dalam literatur fantasi populer dan media populer, the tree of life kerap dijadikan salah satu elemen yang menjadi sentral cerita. 

Pilihan nama ‘The Tree of Life’ yang disematkan pada pohon Prosopis Cineraria ini bukannya tanpa alasan. Pohon ini tumbuh di Bahrain lebih dari 400 tahun yang lalu, tingginya mencapai 9,75 meter. 

Pada Oktober 2010, tim arkeologis menemukan tembikar dan artefak berusia 500 tahun di dekat pohon tersebut. Analisa dari tanah dan artefak pada 1990 menyimpulkan bahwa pohon ini ditanam pada tahun 1582.

Hal yang menarik sekaligus menakjubkan dari pohon ini adalah lokasi pohon ini bertumbuh, yakni sebuah gurun pasir yang kering, dua kilometer dari Jabal Dukhan, titik tertinggi di Bahrain. Seperti yang diketahui, wilayah gurun adalah area dengan curah hujan yang sangat minim dalam setahun. 

Pohon yang juga dikenal sebagai Shajarat al-Hayat ini merupakan satu-satunya pohon besar di area gurun tersebut, sehingga menjadi atraksi wisatawan mancanegara. Dalam setahun, setidaknya ada 65.000 orang berkunjung ke gurun itu hanya untuk melihat pohon legendaris tersebut. 

Orang banyak bertanya-tanya bagaimana pohon ini bisa bertahan hidup hingga ratusan tahun dengan curah hujan yang sangat minim. Banyak yang menduga akar yang tertanam sedalam 50 meter memungkinkannya untuk mendapatkan suplai air tanah yang cukup. 

Ada juga yang berpendapat bahwa pohon ini ‘belajar’ mengekstraksi kelembaban dari butiran pasir untuk bertahan hidup. Namun tak sedikit yang beranggapan bahwa pohon ini dulunya adalah garden of eden, alias surga. 

Pohon hayat tak hanya menjadi atraksi wisata. Resin yang dihasilkannya digunakan warga lokal untuk membuat lilin, wewangian, dan karet, sementara bijinya diolah menjadi makanan, selai, dan wine. 

Itulah pohon hayat yang menjadi filosofi logo IKN Nusantara. Tak mengherankan bila Akbar Aulia memilih pohon ini sebagai simbol kehidupan dan keberagaman masyarakat Indonesia. (NKK)

SHARE