News

Gaya Hidup Mahasiswa Penerima KIPK Hedonis, Universitas Brawijaya Gelar Evaluasi

Avirista M/Kontributor 08/05/2024 15:44 WIB

Universitas Brawijaya Malang turun tangan dengan melakukan evaluasi dan verifikasi mahasiswa penerima KIPK.

Universitas Brawijaya Malang turun tangan dengan melakukan evaluasi dan verifikasi mahasiswa penerima KIPK (Avirista/MPI)

IDXChannel - Mahasiswa penerima bantuan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) diduga bergaya hidup hedonisme. Hal ini membuat Universitas Brawijaya (UB) Malang turun tangan dengan melakukan evaluasi dan verifikasi.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa, Setiawan Noerdajasakti mengatakan, verifikasi dilakukan untuk memastikan ketepatan para mahasiswa penerima KIPK, yang dialokasikan ke mahasiswa UB.

"Kami akan menindaklanjuti dan mengevaluasi ulang kelayakan mahasiswa yang menerima KIPK. Ada tiga tahapan proses yang akan dilaksanakan UB untuk memverifikasi ulang penerima KIPK," kata Setiawan lewat keterangan tertulisnya, Rabu (8/5/2024).

Pertama, kata dia, mendata dan mengidenfitikasi nama-nama mahasiswa yang beredar di media sosial, sekaligus nama-nama yang terlapor melalui UB-Care.

"Kedua, melanjutkan proses evaluasi penerima KIP-K yang secara rutin dilaksanakan tiap semester," katanya.

Pihaknya juga bakal memanggil para mahasiswa terlapor untuk mengevaluasi lebih lanjut. Sebab sejauh ini UB nwsih menerima laporan kemahasiswaan, serta telah mendata dan mengidentifikasi nama-nama mahasiswa yang muncul di media sosial, serta menerima laporan baik secara langsung kepada kemahasiswaan maupun melalui layanan UB-Care. 

"Untuk penelusuran lebih lanjut akan dilakukan kemudian. Setelah dilakukan verifikasi data dan dan jika ditemukan indikasi kuat melakukan kecurangan, akan kami undang untuk dikonfirmasi dan dievaluasi," kata dia.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa, Ilhamuddin menjelaskan, di UB proses seleksi calon penerima KIP-K dilakukan secara berlapis. Pertama, begitu mahasiwa mendaftar, datanya akan masuk ke sistem KIP-K pusat. Data tersebut telah diverifikasi oleh sistem KIP. 

"Kedua, datanya lalu diunduh dan diseleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan secara umum, seperti tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi prestasi akademis," kata Ilhamuddin.

Setelah diseleksi, muncullah nama - nama yang bisa dicalonkan jadi penerima KIP. Ketiga, data calon penerima disinkronisasi dengan data yang diinput oleh mahasiswa pada saat pendafaran ke UB. Jika data yang dimasukkan sudah sesuai dengan yang dimasukkan di pusat, maka mahasiswa dapat dicalonkan sebagai calon penerima. 

"Sebaliknya jika terdapat data yang tidak sinkron, maka nama tersebut disisihkan dari calon penerima dan dievaluasi kembali. Keempat, melakukan evaluasi lapangan untuk mengetahui kelayakan dan kesesuaian calon menjadi penerima KIP-K," katanya.

"Evaluasi lapangan ini masih terbatas dilakukan di Jawa Timur, karena keterbatasan sumber daya. Sementara yang berasal dari luar Jawa Timur dievaluasi berdasarkan data sistem," lanjutnya.

Di UB, kata Ilham mahasiswa penerima beasiswa KIP-K mendapatkan pembinaan dan evaluasi secara berkelanjutan setiap semester. Pembinaan mental, soft skill, pengembangan karakter dan berperilaku profesional, serta bagaimana berperilaku bijak dalam media sosial. 

"Untuk evaluasi secara eksplisit terhadap performa akademisnya, yaitu IPK tiap semester tidak boleh di bawah tiga, dan tidak perkenankan cuti kuliah, kecuali ada sakit keras," bebernya.

Sebagai tambahan informasi, besaran beasiswa KIP-K adalah Rp950 ribu setiap bulan yang diberikan setiap awal semester. Beasiswa tersebut digunakan untuk biaya hidup, biaya tempat tinggal, dan biaya beli buku.

(NIY)

SHARE