Gejala Covid-19 Mulai Mirip Flu Biasa, Ini Penyebabnya
Kebanyakan konfirmasi positif Covid-19 bergejala ringan, bahkan tidak bergejala sama sekali.
IDXChannel - Gejala Covid-19 mulai tampak seperti flu biasa. Pasalnya, kebanyakan konfirmasi positif Covid-19 bergejala ringan, bahkan tidak bergejala sama sekali.
Ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan gejala Covid-19 dari kondisi dua tahun lalu. Masih ada di memori kita, dulu ketika ada yang kena Covid-19, gejala khasnya adalah batuk, sesak napas, hingga hilang kesadaran.
Namun, kondisi tersebut sudah jarang sekali terlihat. Di 2022 akhir ini, kebanyakan mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 jarang ada yang bergejala serius.
Menjadi tanda tanya besar, kenapa terjadi perubahan gejala pada Covid-19? Apakah virusnya memang semakin lemah?
Dokter Prasenohadi, SpP(K), Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI menerangkan bahwa memang betul telah terjadi perubahan gejala Covid-19 dan ini ada kaitannya dengan peran vaksinasi.
"Vaksinasi terbukti berhasil menekan risiko kematian pada kasus Covid-19. Vaksinasi juga mencegah seseorang bergejala serius jika terinfeksi virusnya," papar dr Pras di Talkshow BNPB secara daring, Rabu (16/11/2022).
Di kesempatan itu, dr Pras menjelaskan bahwa dulu sebagian besar pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas hingga pengentalan darah yang mana itu ada kaitannya dengan infeksi Covid-19. "Itu terjadi di era Alpha dan Delta," jelasnya.
Tapi, seiring kebijakan vaksinasi yang giat dilakukan pemerintah, sambungnya, ternyata gejala Covid-19 semakin bisa ditekan. Artinya, sesak napas yang menjadi gejala paling umum Covid-19 dulu kini sudah mulai berkurang kejadiannya.
"Dilihat dari situasi pasien Covid-19 sekarang, kebanyakan pasien itu mengalami gejala seperti ISPA atau flu biasa, yaitu demam ringan, batuk ringan, nyeri ringan, atau bahkan hanya sakit kepala," papar dr Pras.
"Jadi, Covid-19 ini sekarang semakin seperti penyakit respirasi atau infeksi paru pada umumnya. Gejalanya semakin ringan," tambahnya.
"Ini terjadi kemungkinan besar karena vaksinasi atau bahkan karena mutasi virus tersebut. Mutasi kan bikin virus jadi lemah kebanyakan kasusnya," ungkap dr Pras.
(DES)