Gim Roblox Akan Jadi Ekskul Sekolah, Mendikdasmen Ingatkan Dampak Negatifnya
Penggunaan gim untuk metode pendidikan masih menuai pro dan kontra.
IDXChannel - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti tak masalah gim Roblox menjadi program esktrakulikuler (ekskul) di sekolah. Namun, dia mengingatkan akan dampak negatif dari suatu gim.
Pernyataan ini dilontarkan Mu'ti sekaligus merespon Pemerintah Kota Solo yang meluncurkan program ekskul gim Roblox untuk pelajar tingkat SMP. Dia menilai, penggunaan gim untuk metode pendidikan masih menuai pro dan kontra.
"Tetapi kalau saya prinsipnya begini, berbagai media terutama yang menggunakan teknologi maju, teknologi modern itu bisa jadi kita pergunakan, sepanjang dia mendukung pembelajaran," kata Abdul Mu'ti, Minggu (21/9/2025).
Namun, dia menilai, penggunaan teknologi untuk metode pendidikan tak perlu dipaksakan bila banyak mudaratnya. Apalagi, Mu'ti menilai, tak semua gim tepat untuk semua mata pelajaran.
Mu'ti pun mengingatkan dampak negatif dari penggunaan gim ke dalam metode pendidikan. Ia berkata, gim bisa berdampak adiktif hingga gangguan mental yang serius.
"Sekarang juga banyak ditemukan, itu kan menimbulkan namanya ketagihan gim ya atau game addicted itu malah justru menimbulkan gangguan mental yang serius," kata dia.
"Gangguan mental yang itu ya sampai sekarang masih menjadi persoalan di banyak negara termasuk di negara kita," lanjutnya.
Di sisi lain, ia berkata, rasa adiktif terhadap gim ini bisa membuat daya konsentrasi dan fokus anak menurun. Hal itu, kata dia, telah diungkap dalam sejumlah riset-riset.
"Jadi sekarang banyak riset menyebutkan attention spend atau kemampuan anak-anak kita berkonsentrasi itu sangat pendek, karena diantaranya adalah sebagiannya karena terbiasa dengan main gim itu, sehingga kadang-kadang mohon maaf kalau orang main game itu kan seringkali penasaran," katanya.
"Sehingga walaupun main gim-nya sudah selesai, itu seringkali masih kebawa-bawa dan kadang-kadang yang dilakukan di kelas itu mungkin di rumah dilakukan lagi yang dilakukan di rumah itu mungkin masih punya impact di sekolah," kata dia.
Kendati demikian, Abdul Mu'ti tak mempersoalkan kebijakan Pemkot Solo yang menerapkan gim Roblox sebagai sarana program ekskul di tingkat SMP. Namun, ia menekankan agar penggunaan gim ke dalam metode pendidikan bisa dipertimbangkan dalam aspek kemanfaatan.
"Jadi kalau saya bukan soal gim-nya jenis apa tetapi bagaimana manfaat dari game itu untuk kepentingan pendidikan. Karena kalau saya punya prinsip begini, kalau suatu media itu lebih banyak manfaatnya ya silakan dipakai," katanya.
"Tetapi kalau lebih banyak mudaratnya, lebih banyak dampak negatifnya, ya kenapa harus memaksakan diri dengan menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)