News

Hamas Bebaskan Empat Tentara Wanita Israel, Ditukar dengan 200 Tahanan Palestina

Febrina Ratna Iskana 26/01/2025 09:36 WIB

Militan Hamas membebaskan empat tentara wanita Israel yang diculik dalam serangan yang memicu perang di Gaza.

Hamas Bebaskan Empat Tentara Wanita Israel, Ditukar dengan 200 Tahanan Palestina. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Militan Hamas membebaskan empat tentara wanita Israel yang diculik dalam serangan yang memicu perang di Gaza. Mereka kembali ke Israel pada Sabtu (25/1/2025) setelah militan Hamas mengarak mereka di hadapan ribuan orang di Kota Gaza dan menyerahkan mereka kepada Palang Merah.

Empat sandera yang dibebaskan yaitu Karina Ariev (20), Daniella Gilboa (20), Naama Levy (20), dan Liri Albag (19). Mereka dibawa dari pangkalan Nahal Oz dekat perbatasan dengan Gaza ketika militan Palestina menyerbunya, menewaskan lebih dari 60 tentara.

Keempat warga Israel itu tersenyum saat dibebaskan dan melambaikan tangan serta mengacungkan jempol dari panggung di Palestine Square, dengan militan bersenjata dan bertopeng di kedua sisi saat Hamas berusaha menunjukkan pihaknya tetap memegang kendali di Gaza setelah 15 bulan perang.

Saat tiba di wilayah Israel, keempatnya menjerit sambil bergegas memeluk orang-orang yang mereka sayangi. Ribuan orang menari dan merayakan saat para tentara tiba dengan helikopter di dekat rumah sakit Tel Aviv, yang menyatakan mereka dalam kondisi stabil.

“Saya merinding menyaksikan mereka. Saya hanya ingin perang berakhir,” kata Aviv Bercovich di Hostages Square, Tel Aviv, seperti dilansir dari AP, Minggu (26/1/2025).

Ribuan warga Israel berkumpul di sana lagi Sabtu (25/1/2025) malam untuk menyerukan agar semua sandera dibebaskan, di tengah kekhawatiran perang akan berlanjut.

Seorang prajurit wanita kelima di unit tersebut, Agam Berger (20 tahun), juga diculik dan belum dibebaskan hingga saat ini.

Di sisi lain, Dinas Penjara Israel mengatakan telah membebaskan 200 warga Palestina, termasuk 121 orang yang menjalani hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah atas serangan mematikan terhadap warga Israel, sementara yang lainnya ditahan tanpa dakwaan.

Ribuan warga Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, merayakan kedatangan para tahanan. Mereka berwajah pucat dan mengenakan pakaian penjara berwarna abu-abu, beberapa mengenakan ikat kepala Hamas yang diberikan oleh kerumunan dan digendong di bahu para pendukungnya.

Meski begitu, Israel tidak akan mengizinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke Gaza utara. Sebab, sandera sipil Arbel Yehoud tidak dibebaskan seperti yang diharapkan.

Israel Minta Arbel Yehoud Dibebaskan

Para mediator pun terus membahas pembebasan Arbel Yehoud, sementara ratusan warga Palestina berkumpul di dekat koridor Netzarim timur-barat yang memisahkan Gaza.

Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina di dekat koridor Netzarim, kata pejabat medis Palestina. Militer Israel mengatakan pihaknya melepaskan tembakan peringatan sebagai respons terhadap “berkumpulnya puluhan tersangka.” Dia mengatakan, dia tidak mengetahui ada orang yang terluka.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak akan mengizinkan warga Palestina memasuki Gaza utara sampai Yehoud, yang diambil alih dari kibbutz Hamas pada 7 Oktober 2023 dibebaskan.

Akibat hal itu, Hamas menilai Israel bertanggung jawab atas penundaan dalam penerapan perjanjian gencatan senjata.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kelompoknya memberi tahu para mediator bahwa Yehoud akan dibebaskan minggu depan. Seorang pejabat Mesir yang terlibat dalam negosiasi menyebut masalah ini sebagai masalah kecil yang sedang diselesaikan oleh para mediator.

Juru bicara juga mengatakan Dewan Keamanan Nasional AS terus mendesak pembebasan Yehoud.

Adapun, gencatan senjata dimulai akhir pekan lalu dengan pembebasan tiga sandera dan 90 tahanan. Tujuannya untuk mengakhiri perang paling mematikan dan paling merusak yang pernah terjadi antara Israel dan Hamas. Kesepakatan ini memungkinkan lonjakan bantuan ke Gaza yang kecil dan hancur.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE